Munajat doa dan harapan seorang Kepala Keluarga kepada Allah.SWT
merupakan satu diantara bentuk ibadah yang utama. Disamping bagi dirinya
beribadah kepada Allah juga merupakan harapan yang terbaik bagi anak-anaknya
kelak yang diserahkan kepada Allah. “Allahu Awal Allahu Akhir”. Siapa lagi
selain Allah yang nantinya dapat menjaga anak sebagai harapan terbaiknya
setelah kematiannya. Pastilah Allah dengan sebaik-baiknya penjaga dan
sebaik-baiknya dzat menyandarkan setiap persoalan.
Bukannya Allah memerintahkan setiap hambaNya yang beriman lagi
memerlukan pertolongan Allah, karena sifat tidak berdaya dan lemah dirinya.
Setiap hamba memuji Allah dan menyanjungNya. Lemah tidak berdaya apa-apa, bak
seorang bayi yang beayun naik turun dalam buaian kasih sayang seiring ritme
lantunan shalawat Nabi.
Mari kita petik
pelajaran dari doa Nabi Ibrahim beserta keluarga dan anak-anak mereka. Nabi
Ibrahim berdoa sebagai firman Allah.SWT dalam Al-Qur’an: “Ya Tuhan Kami, sesungguhnya
aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai
tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan Kami
(yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati
sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari
buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Qs. Ibrahim : 37)
Munajat kepala
keluarga kepada Allah harapan terbaiknya serta perihal keturunannya setelah
kematiannya yang ditempatkan dalam wilayah. Disisa usianya yang telah berkeluarga
dan mulai tua serta dikarunia anak, siapa lagi selain Allah yang nantinya dapat
menjaga anak-anaknya.
Nabi Ibrahim AS
sibukan pikirannya terkait urusan keluarganya yang ditempatkan dalam sebuah
wilayah yang sebelumnya kondisinya tak nyaman serta tak ditumbuhi tanaman untuk
mereka makan. Lalu bagaimana mereka menjalani kehidupannya dalam wilayah yang
tak ditumbuhi tanam-tanaman lagi tak nyaman. Menanggapi persoalan itu maka Nabi
Ibrahim.AS bermunajat kepada Allah.SWT dengan lemah lembut meminta solusinya
akan hal itu.
“Ya
Tuhan Kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah
yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang
dihormati”. Yakni, di lembah yang tak layak untuk ditanami tanaman karena
lembah tersebut merupakan areal bebatuan.
Kekuatiran akan
keluarganya binasa mengingat wilayah kondisi tempat mereka. Namun Nabi
Ibrahim.AS ungkapkan alasannya Ia menempatkan keluarganya di wilayah tersebut,
yaitu dekat Baitullah yang dihormati.
Beliau berkata : “Ya
Allah Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat”.
Harapan nabi Ibrahim AS terhadap keluarga dan anak-anaknya akan
kebutuhan ruhani diantaranya seperti zikir, sholat, dan ibadah lain dengan taat
dan patuh terhadap Allah.SWT menjadi lebih utama baginya sebagaimana diharapkan
terbantu terwujudnya kebaikan untuk keluarga dan anak-anaknya kelak. Tak
sekedar hanya memperhatikan kebutuhan jasmani seperti nikmat hidup secara
materi dan tempat yang indah dan nyaman. Ternyata tempat menjadi peran strategis
dalam proses perjalanan.
Terkait tempat sebagaimana Abah Anom guru kami yang kami cinta kasih dan sayang
karena Allah.SWT. mengajarkan doa kepada kami, ‘Rabbi Anzilni Munjalan
Mubarokan Wa Anta Khairul Munzilin”. Yaa Allah Yaa Robb, tempatkanlah Kami pada
tempat yang diberkati, dan Engkau adalah Sebaik-baik Pemberi Tempat”.
Nabi Ibrahim juga seorang kepala keluarga yang penyayang tak
melupakan perkara yang menjadikan seseorang dalam tekanan hidup yang sempitkan
dada. Selanjutnya Ia berdoa meminta kepada Allah.swt,
“Maka
jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka “.
Secara semantik
isyarat disini khalayak ramai umat manusia dan sebagian dari mereka nanti
cenderung dapat hidup bersama-sama dalam wilayah lingkup keluarganya. Dan cukup
dirinya yang merasakan sepi sunyi bak khalifah yang mengalah demi kebahagian
anak-anaknya kelak. Beliau juga menyebutkan kalbu atau ‘hati’ yang terikat
dengan wilayahnya dan memakmurkannya.
Selain itu, Nabi
Ibrahim As selaku Kepala Keluarga juga tak melupakan tanggung jawabnya akan
sarana keperluan dan kebutuhan berlangsungnya hidup keluarganya. Disamping itu
Ia tak kikir atas rezeki yang didapatkannya justru secara ikhlas Ia
memberikannya dengan tangan kanan dan menyembunyikan tangan kirinya.
Dalam hal ini Nabi Ibrahim meminta kepada Allah dengan doanya.
“Dan
beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur “.
Disamping itu juga disebutkan “Buah-Buahan”, isyarat harapan
bahwa didekat kawasan wilayahnya terdapat harapan lahan pangan yang cocok untuk
ditanami aneka pangan buah-buahan. Sebagaimana Allah.SWT sampaikan,
Yang
didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) untuk
menjadi rezki (bagimu) dari sisi Kami?. Tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui (Qs. Al-Qashash : 57).
Ketika nikmat sudah
didapat juga diisyaratkan untuk mensyukuri nikmat dari Allah. Dimana Nabi
Ibrahim.AS dalam doa dan harapannya terhadap anak-anaknya “Mudah-mudahan mereka
bersyukur”. Dengan mensyukuri nikmat yang Allah anugerahkan tentu akan
bertambah dan diantara salah satu caranya adalah dengan mensyukurinya.
Sebagaimana Allah tegaskan dalam FirmanNya,
“Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Qs.
Ibrahim : 7).
Nah Nabi beserta keluarganya merupakan teladan yang baik bagi
kita selaku umat muslim. Alhamdulillah, Abah Anom dan Guru yang kami cinta
kasih dan sayang karena Allah mengajari bagaimana mensyukuri nikmat dari Allah
disamping mengucapkan Alhamdulillah (Segala Puji Bagi Allah Tuhan Seru Sekalian
Alam). Selain itu kita sholat dan sujud syukur kepadaNya.
Yaa
Allah Tuhan kami terimalah amalan kami sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan
Mengetahui, dan termalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Penerima taubat lagi
Maha Penyayang. Bentangilah curahan asuhan kasih sayangMu selalu terhadap kami
disini. Lindungilah kami dari azab dan Murkamu Illahi Rabbi.
No comments:
Post a Comment