Makna dari puasa itu tak sekedar menahan lapar dan dahaga saja,
melainkan dapat menahan emosi hingga menjaga diri dari nafsu melanggar aturan
yang dilarang Allahu ta’ala.
Pasal
Keutamaan Sahur Dan Mengakhirinya.
Anas Ra berkata: Rasulullah.SAW bersabda: Bersahurlah kamu, karena
sahur itu membawa berkat. (Buchary, Muslim)
Pasal
Orang Puasa Harus Memelihara Lidah Dan Anggotanya Dari Semua
Kekejian Dan Pelanggaran-Pelanggaran.
Bapak Presiden Republik Indonesia, Jokowi mengatakan sambil
gregetan ingin sekali menggigit lidah masyarakatnya baik kelompok maupun
individu yang selalu berkata keji hingga menjadi fitnah. “Saat ini fitnah
dimana-mana, saling hujat dan menghujat antar sesama golongan dari mulai
kerabat, saudara, rekan, lantas kalau seperti ini terus kita mau dibawa kemana
? “geram Bapak Presiden RI.
Nah karena itu sebentar lagi bulan Ramadhan, bulan dimana kita diwajibkan
untuk menjaga diri dan banyak beribadah kepada Allah.SWT dengan cara meneladani
Rasulullah.SAW. Metode yang diajarkan Rasulullah.SAW pasti berguna dan sangat
efektif untuk diterapkan dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Abu Hurairah Ra berkata: Rasulullah.SAW bersabda: Jika kamu sedang
berpuasa, maka jangan berkata keji, dan jangan ribut (marah) dan jika ada orang
memaki atau mengajak berkelahi, hendaknya diberi tahu: Saya Berpuasa. (Buchary,
Muslim)
Abu Hurairah Ra berkata: Bersabda Nabi.SAW: Siapa yang tidak suka
meninggalkan kata-kata dusta, dan perbuatan yang palsu, maka Allah tidak
membutuhkan daripadanya, puasa meninggalkan makan dan minumnya. (Buchary)
Di bulan puasa Ramadhan ada waktu-waktu yang membawa berkah dan
kesejahteraan dimana seorang yang mendapatkannya bak seperti melihat cahaya
berkilau berwarna keemasan. Apalagi pada waktu yang diyakini oleh seluruh umat
muslim pada akhir sepuluh dalam bulan Ramadhan yaitu malam istimewa Lailatul
Qadar. Subhanallah Maha Benar Allah dengan segala firmannya yang tertulis abadi
di ayat suci Al-Qur’an.
Firman
Allah: Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya
(Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam
kemuliaan itu ? Malam kemuliaan itu lebih baik dari pada seribu bulan. Pada
malam itu turun Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala
urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
KH Achmad
Chalwani dalam tausyiahnya menyampaikan keutamaan Ramadhan.
Ramadhan adalah bulan yang paling mulia dibandingkan
bulan-bulan lainnya. Karena Ramadhan merupakan bulan diturunkannya Alquran
(Nuzulul Quran) sebagai petunjuk bagi umat manusia. Juga karena adanya satu
malam yang mulia yang kita kenal dengan nama Lailatul Qadar sebagaimana firman
Allah dalam surat Al-Qadr ayat 1. Keduanya merupakan peristiwa yang berkaitan
karena Nuzulul Quran terjadi pada saat Lailatul Qadar.
Lailatul Qadar adalah suatu malam yang sangat mulia dan
senantiasa ditunggu kedatangannya di setiap bulan Ramadhan. Lailatul Qadar
merupakan keistimewaan yang hanya dimiliki oleh umat Muhammad SAW di mana
kemuliaannya lebih mulia dibanding dengan ibadah 1.000 bulan. Ini merupakan
kesempatan emas bagi kita untuk selalu meningkatkan amal dan ibadah pada malam
hari, karena sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhamamd SAW, “Barangsiapa yang
beribadah pada malam Lailatul Qadar, maka akan diampuni segala dosa-dosanya”
(Al-Hadis).
Lailatul Qadar turun pada setiap tahun, yakni pada 10 hari
terakhir dalam bulan Ramadhan, khususnya pada malam-malam ganjil (witir). Namun
tepatnya pada tanggal berapa Lailatul Qadar itu turun? Wallahu a’lam. Namun
sebagai ciri-ciri Lailatul Qadar adalah pada malam tersebut keadaan langit
terang benderang, tidak terasa panas dan juga tidak terasa dingin. Sementara
pada pagi harinya keadaan matahari putih bersih tidak bersinar.
Memang datangnya Lailatul Qadar ini dirahasiakan Allah SWT,
agar: Pertama, setiap malam bulan Ramadhan senantiasa kita agungkan dengan
beribadah dan beramal salih. Kedua, agar kita berusaha secara sungguh-sungguh
dalam memperoleh dan menemukannya sehingga kita akan mendapatkan pahala
kesungguhan dalam beribadah.
Tersebut di dalam kitab Tanwirul Ma’aly Lis Syaikh Dalhar
bin Abdurrohman Al-Watuza’uly (Watucongol) bahwa Syaikh ‘Ali Abi Hasan
As-Syadzily pembangun Thoriqoh Syadziliyyah adalah seorang ulama yang kaya raya
dan senang bersedekah yang kewaliannya disepakati oleh Jumhurul Ulama
(mayoritas ulama) di seluruh dunia dan tidak ada yang membantah atas kewalian
beliau, dan merupakan ulama yang selama hidupnya selalu mendapatkan Lailatul
Qadar.
Berdasarkan pengalaman tersebut maka beliau berkesimpulan:
(1) Bila (awal puasa hari) Ahad, (Lailatul Qadar jatuh pada) malam tanggal 29.
(2) Bila Senin, malam tanggal 21. (3) Bila Selasa, malam tanggal 27. (4) Bila
Rabu, malam tanggal 19. (5) Bila Kamis, malam tanggal 25. (6) Bila Jumat, malam
17. (7) Bila Sabtu, malam tanggal 23. Karena awal puasa Ramadhan 1424 H hari
Senin, maka Lailatul Qadar pada tahun ini akan jatuh pada hari Ahad Legi 21
Ramadhan 1424 H.
Hasil Tajribah ini bukan merupakan acuan pasti yang mesti
tepatnya. Hanya karena yang menyimpulkan seorang ulama juga wali besar yang
sangat dekat dengan Allah SWT, maka dapat kita jadikan pedoman agar kita dapat
menemukan Lailatul Qadar. Karenanya sebaiknya bagi orang yang ingin menemukan
Lailatul Qadar agar selalu memperbanyak i’tikaf, beribadah dan berdoa kepada
Allah SWT, khususnya pada malam-malam terakhir bulan Ramadhan.
Termasuk memperbanyak zikir/doa yang diajarkan Nabi Muhammad
SAW kepada putrinya Dewi Fatimah Al-Zahro’, yang berbunyi Allahumma Innaka
‘Afuwwun Karim Tuhibbul ‘Afwa Fa’fu ‘Anna Ya Karim (Ya Allah, sesungguhnya
Engkau Zat yang Maha Pengampun lagi Maha Mulia. Engkau Zat yang suka memberi
maaf/ampunan, maka ampunilah kami Wahai Zat yang Mulia).
Mari dalam kesempatan ini kita tingkatkan ibadah dan amal
salih dengan harapan semoga kita semua bisa menemukan Lailatul Qadar sehingga akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda
serta diampuni dosa-dosa kita. Demikian juga semoga bagi yang hanya mengharap
ridho Allah dapat Kabul hingga terbuka hijab dan selalu dimudahkan setiap
urusan baik didunia dan akhirat. Urusan dalam istighfar memohon ampunanNya Yang
Maha Pengampun lagi Penerima Tobat juga yang membentangkan maghfirahNya. Amin ya Robbal ‘Alamin. (Sumber :NU Online edisi 16 November 2003)
No comments:
Post a Comment