Friday 19 May 2017

Puasa di Bulan Ramadhan

Makna dari puasa itu tak sekedar menahan lapar dan dahaga saja, melainkan dapat menahan emosi hingga menjaga diri dari nafsu melanggar aturan yang dilarang Allahu ta’ala.

Pasal

Keutamaan Sahur Dan Mengakhirinya.
Anas Ra berkata: Rasulullah.SAW bersabda: Bersahurlah kamu, karena sahur itu membawa berkat. (Buchary, Muslim)

Pasal

Orang Puasa Harus Memelihara Lidah Dan Anggotanya Dari Semua Kekejian Dan Pelanggaran-Pelanggaran.

Bapak Presiden Republik Indonesia, Jokowi mengatakan sambil gregetan ingin sekali menggigit lidah masyarakatnya baik kelompok maupun individu yang selalu berkata keji hingga menjadi fitnah. “Saat ini fitnah dimana-mana, saling hujat dan menghujat antar sesama golongan dari mulai kerabat, saudara, rekan, lantas kalau seperti ini terus kita mau dibawa kemana ? “geram Bapak Presiden RI.
Nah karena itu sebentar lagi bulan Ramadhan, bulan dimana kita diwajibkan untuk menjaga diri dan banyak beribadah kepada Allah.SWT dengan cara meneladani Rasulullah.SAW. Metode yang diajarkan Rasulullah.SAW pasti berguna dan sangat efektif untuk diterapkan dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

Abu Hurairah Ra berkata: Rasulullah.SAW bersabda: Jika kamu sedang berpuasa, maka jangan berkata keji, dan jangan ribut (marah) dan jika ada orang memaki atau mengajak berkelahi, hendaknya diberi tahu: Saya Berpuasa. (Buchary, Muslim)

Abu Hurairah Ra berkata: Bersabda Nabi.SAW: Siapa yang tidak suka meninggalkan kata-kata dusta, dan perbuatan yang palsu, maka Allah tidak membutuhkan daripadanya, puasa meninggalkan makan dan minumnya. (Buchary)

Di bulan puasa Ramadhan ada waktu-waktu yang membawa berkah dan kesejahteraan dimana seorang yang mendapatkannya bak seperti melihat cahaya berkilau berwarna keemasan. Apalagi pada waktu yang diyakini oleh seluruh umat muslim pada akhir sepuluh dalam bulan Ramadhan yaitu malam istimewa Lailatul Qadar. Subhanallah Maha Benar Allah dengan segala firmannya yang tertulis abadi di ayat suci Al-Qur’an.

Firman Allah: Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya  (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu ? Malam kemuliaan itu lebih baik dari pada seribu bulan. Pada malam itu turun Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

KH Achmad Chalwani dalam tausyiahnya menyampaikan keutamaan Ramadhan.

Ramadhan adalah bulan yang paling mulia dibandingkan bulan-bulan lainnya. Karena Ramadhan merupakan bulan diturunkannya Alquran (Nuzulul Quran) sebagai petunjuk bagi umat manusia. Juga karena adanya satu malam yang mulia yang kita kenal dengan nama Lailatul Qadar sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Qadr ayat 1. Keduanya merupakan peristiwa yang berkaitan karena Nuzulul Quran terjadi pada saat Lailatul Qadar.

Lailatul Qadar adalah suatu malam yang sangat mulia dan senantiasa ditunggu kedatangannya di setiap bulan Ramadhan. Lailatul Qadar merupakan keistimewaan yang hanya dimiliki oleh umat Muhammad SAW di mana kemuliaannya lebih mulia dibanding dengan ibadah 1.000 bulan. Ini merupakan kesempatan emas bagi kita untuk selalu meningkatkan amal dan ibadah pada malam hari, karena sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhamamd SAW, “Barangsiapa yang beribadah pada malam Lailatul Qadar, maka akan diampuni segala dosa-dosanya” (Al-Hadis).

Lailatul Qadar turun pada setiap tahun, yakni pada 10 hari terakhir dalam bulan Ramadhan, khususnya pada malam-malam ganjil (witir). Namun tepatnya pada tanggal berapa Lailatul Qadar itu turun? Wallahu a’lam. Namun sebagai ciri-ciri Lailatul Qadar adalah pada malam tersebut keadaan langit terang benderang, tidak terasa panas dan juga tidak terasa dingin. Sementara pada pagi harinya keadaan matahari putih bersih tidak bersinar.

Memang datangnya Lailatul Qadar ini dirahasiakan Allah SWT, agar: Pertama, setiap malam bulan Ramadhan senantiasa kita agungkan dengan beribadah dan beramal salih. Kedua, agar kita berusaha secara sungguh-sungguh dalam memperoleh dan menemukannya sehingga kita akan mendapatkan pahala kesungguhan dalam beribadah.

Tersebut di dalam kitab Tanwirul Ma’aly Lis Syaikh Dalhar bin Abdurrohman Al-Watuza’uly (Watucongol) bahwa Syaikh ‘Ali Abi Hasan As-Syadzily pembangun Thoriqoh Syadziliyyah adalah seorang ulama yang kaya raya dan senang bersedekah yang kewaliannya disepakati oleh Jumhurul Ulama (mayoritas ulama) di seluruh dunia dan tidak ada yang membantah atas kewalian beliau, dan merupakan ulama yang selama hidupnya selalu mendapatkan Lailatul Qadar.

Berdasarkan pengalaman tersebut maka beliau berkesimpulan: (1) Bila (awal puasa hari) Ahad, (Lailatul Qadar jatuh pada) malam tanggal 29. (2) Bila Senin, malam tanggal 21. (3) Bila Selasa, malam tanggal 27. (4) Bila Rabu, malam tanggal 19. (5) Bila Kamis, malam tanggal 25. (6) Bila Jumat, malam 17. (7) Bila Sabtu, malam tanggal 23. Karena awal puasa Ramadhan 1424 H hari Senin, maka Lailatul Qadar pada tahun ini akan jatuh pada hari Ahad Legi 21 Ramadhan 1424 H.
Hasil Tajribah ini bukan merupakan acuan pasti yang mesti tepatnya. Hanya karena yang menyimpulkan seorang ulama juga wali besar yang sangat dekat dengan Allah SWT, maka dapat kita jadikan pedoman agar kita dapat menemukan Lailatul Qadar. Karenanya sebaiknya bagi orang yang ingin menemukan Lailatul Qadar agar selalu memperbanyak i’tikaf, beribadah dan berdoa kepada Allah SWT, khususnya pada malam-malam terakhir bulan Ramadhan.

Termasuk memperbanyak zikir/doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada putrinya Dewi Fatimah Al-Zahro’, yang berbunyi Allahumma Innaka ‘Afuwwun Karim Tuhibbul ‘Afwa Fa’fu ‘Anna Ya Karim (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Zat yang Maha Pengampun lagi Maha Mulia. Engkau Zat yang suka memberi maaf/ampunan, maka ampunilah kami Wahai Zat yang Mulia).

Mari dalam kesempatan ini kita tingkatkan ibadah dan amal salih dengan harapan semoga kita semua bisa menemukan Lailatul Qadar sehingga  akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda serta diampuni dosa-dosa kita. Demikian juga semoga bagi yang hanya mengharap ridho Allah dapat Kabul hingga terbuka hijab dan selalu dimudahkan setiap urusan baik didunia dan akhirat. Urusan dalam istighfar memohon ampunanNya Yang Maha Pengampun lagi Penerima Tobat juga yang membentangkan maghfirahNya.  Amin ya Robbal ‘Alamin.  (Sumber :NU Online edisi 16 November 2003)


No comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls