Oleh :
Nasrullah.
Setiap nikmat maupun
musibah yang dialami hamba-nya merupakan ujian bagi mereka yang mengalami.
Lantas apakah Ia termasuk orang yang bersabar ketika mendapatkan musibah, atau sebaliknya bersyukur
ke hadirat Ilahi ketika mendapatkan nikmat yang banyak lagi luas.
Tidak ada orang yang meng-inginkan sakit. Namun dibalik musibah
yang dialaminya berupa sakit ternyata ada hikmah dari Allah.SWT. Dari sinilah
terlihat keadilan Allah.SWT bahwa berlaku-nya sunahtullah dalam hidup ini.
Sosok mulia Nabi Muhammad.SAW suri teladan kita bagi umat
Islam di dunia juga pernah mengalami musibah berupa sakit. Namun musibah sakit yang
dialami Nabi, nampaknya sungguh besar hikmah dibaliknya. Sebagaimana diceritakan dalam sejarah turun-nya Al-Qur’an pada pertama kalinya di malam 17
Ramadhan, dimana Nabi Muhammad.SAW yang sedang menyendiri di Gua Hira, tiba-tiba
datang Malaikat Jibril.AS membawa wahyu dan menyuruh Nabi Muhammad.SAW
membaca wahyu itu. “Bacalah (Iqro)”, kata Malaikat Jibril.AS kepada Nabi.
Nabi Muhammad.SAW terperanjat kaget seraya berkata, “aku tidak
dapat membaca”. Lalu malaikat Jibril memeluknya hingga nafasnya terasa sesak.
Lalu dilepaskannya dan Jibril.AS berulang memerintahkan kembali kepada Nabi
untuk membacanya sampai berulang tiga kali. Kemudian Malaikat Jibril.AS membimbing
beliau membaca wahyu yang dibawanya pertama kali yakni surah Al-Alaq, dimana
surah pertama kalinya Nabi Muhammad.SAW diangkat menjadi rasul.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Zait
bin Tsabit, “Aku adalah penulis wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah SAW,
ketika turunnya wahyu itu Nabi Muhammad.SAW seakan-akan diserang oleh demam
yang keras dan keringatnya bercucuran seperti permata, kemudian setelah selesai
turunya wahyu barulah beliau kembali seperti biasa”.
Setiap wahyu yang diturunkan, Nabi Muhammad.SAW mengalami demam
yang keras dan keringatnya bercucuran seperti permata. Nabi Muhammad.SAW Takut
kepada Azab Allah.SWT, kendati Ia termasuk orang pilihan lagi maksum (disucikan).
Ini merupakan keutamaan yang besar dari Allah Swt karena dengan
sakit yang diderita oleh seorang muslim, dosa yang pernah dilakukannya bisa
terhapus karena penderitaannya dalam menghadapi penyakit menjadi kafarat
(penebus) dosanya, Rasulullah Saw bersabda:
“Tiada seorang mu’min yang rasa sakit, kelelahan (kepayahan),
diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai duri yang menusuk
(tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya” (HR. Bukhari).
Jika kalian sakit ataupun ada diantara keluarga terkena sakit,
tak perlu terlalu bersedih dalam sakit karena itu adalah ujian dalam ibadah
Anda. Mohonlah kepada Allah keselamatan dan afiat (kesehatan). Sesungguhnya
tiada sesuatu pemberian Allah sesudah keyakinan (iman) lebih baik daripada
kesehatan. (HR. Ibnu Majah)
Juga dalam riwayat lain Rosul saw bersabda, "Ya, wahai
hamba-hamba Allah. Sesungguhnya Allah meletakkan penyakit dan diletakkan pula
penyembuhannya, kecuali satu penyakit yaitu penyakit ketuaan (pikun)". (HR.
Ashabussunnah)
“Ya Allah semoga kami sekeluarga mendapatkan kesehatan afiat
selalu sehingga dapat menjalani hidup ini dengan taat terhadapmu ”.
Takut
Diriwayatkan 'Aisyah RA, bahwa RasuluLlah SAW apabila kondisi
cuaca berubah dengan udara dan berhembus angin keras maka wajah beliau berubah.
Beliau bolak balik dalam kamar. Beliau masuk dan keluar, semua itu karena takut
pada azab Allah SWT.
RasuluLlah SAW membaca satu ayat dalam surat Al Waqi'ah lalu
Beliau jatuh pingsan. Dan Allah SWT berfirman :
Dan Musa jatuh pingsan. (Al-A'raf 143).
RasuluLlah SAW melihat bentuk malaikat Jibril dengan meniarap,
lalu Beliau jatuh pingsan.
Diriwayatkan bahwasanya RasuluLlah SAW apabila Beliau masuk para
shalat maka terdengar suara gemuruh pada dada Beliau seperti gemuruhnya periuk
tembaga.
Nabi SAW bersabda :
Tiada sekalipun Jibril datang kepadaku melainkan dia itu gemuruh
bunyinya karena takut kepada Yang Maha Perkasa.
No comments:
Post a Comment