Oleh : Nasrullah
Betapa besar keagungan Ilahi yang
menciptakan anak manusia terlahir ke dunia, dimulai dari proses awal
pembentukan-nya dari setetes air menjadi segumpal darah lalu menjadi daging.
Hingga dalam durasi waktu tertentu, terlahirlah Ia menjadi anak manusia berupa
bayi mungil.
“Dari setetes air selama 40 hari,
menjadi segumpal darah selama 40 hari, hingga menjadi daging selama 40 hari.
Maha Suci Allah, dari sinilah terdapat tanda-tanda kebesaran Illahi yang
menggenggam seluruh jiwa anak manusia. Yang maha menghidupkan lagi maha
mematikan.” Allah yang memberikan kehidupan bagi umat manusia.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
:
“Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. “ (At Tin : 5)
“Sesungguhnya Aku akan menciptakan
manusia dari tanah. “ (Shad :71)
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang berbentuk (lain). Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik.” (Al Mukminun : 12-14)
“Wahai manusia, jika kamu dalam
keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka ketahuilah sesungguhnya Kami
telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam
rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang telah ditentukan, kemudian
Kami keluarkan kamu sebagai bayi … .” (Al Hajj : 5)
Dalam proses awal kehidupan anak
manusia, Allah membentangkan curahan kasih sayang-nya saat seorang anak berada
di alam rahim seorang Ibu. Bahkan hingga seorang bayi terlahir ke dunia untuk
menjalani kehidupan-nya sebagai khalifah Allah, menjadi hamba Allah dengan
selalu menyembah Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad.SAW adalah rasul-nya dan mengikuti ajaran yang dibawa beliau.
“Dari setetes air susu seorang Ibu,
mengalir menjadi darah dan daging seorang anak hingga tak akan pernah bisa seorang
anak membalas jasa yang diberikan Ibu.”
Makna curahan asuhan Illahi melalui
dua malaikat-nya berupa seorang Ibu. “Pada dasar-nya manusia tiada daya dan
upaya. Dimana Ia dalam kehidupannya hanya bergantung dan bersandar kepada Allah
sang pencipta-nya. (Tiada daya dan upaya melainkan atas pertolongan Allah).”
Seorang yang ingat kepada Allah dalam
setiap hirupan keluar masuknya nafas, tentunya dirinya merasa tiada daya dan
upaya. Karena seluruh gerak hidup dan diam-nya pada hakikatnya hanya Allah yang
mengatur dan menggerakannya dengan sifat-nya yang maha sempurna lagi kasih dan
sayang. Karena seorang yang mendapatkan curahan cinta kasih dan sayang Illahi
tentunya pasti dirinya orang yang baik. Karena kebaikan berasal dari Allah,
sementara keburukan berasal dari dirinya sendiri.
Curahan asuhan Illahi kepada seorang anak manusia yang dikasihi
dan sayang-nya tentunya melebihi kasih sayang orang tuanya terhadap anaknya
baik dari ayah maupun Ibu. “Seorang Ibu mencurahkan kasih sayang-nya terhadap
anak-nya dengan mentimang-timang, memberikan air susunya, merawatnya siang
malam hingga membesarkan. Bahkan rela berkorban berjuang demi anak-nya dan
keutuhan keluarganya. Pada hakikatnya, Allah jugalah yang membentangkan curahan
asuhan kasih sayang-nya melalui seorang Ibu”.
“Ya Allah ampunilah dosa dan
kesalahan orang tua kami, naungilah kami selalu dengan bentangan curahan cinta
kasih sayangmu terhadap mereka sebagaimana mereka menjaga dan merawat kami
sewaktu kecil.” Ya Allah naungilah orang-orang yang saling cinta, kasih, dan sayang karena Allah. Dan bentangilah kami selalu dengan cinta, kasih dan sayangmu."
No comments:
Post a Comment