Sunday 11 August 2019

Haulan KH Gazali Bin Bulayah Di Lumbu Rantau Tapin




RANTAU,- Haulan KH.Gazali bin Bulayah di Masjid Raya Darul Falah, Jalan Perintis Raya Desa Lumbu Raya, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin, Minggu (11/ 8) malam dan Senin (12/ 8) pagi.

Acara diawali pembacaan maulid malam tadi di kubah beliau dan keesokan harinya haulan di Masjid Raya yang dimulai pembacaan riwayat KH.Gazali Bin Bulayah yang dibacakan oleh cucu Beliau Guru Al Hasani.Dilanjutkan Tausyiah Al Mukaram KH.Syairaji dari Kandangan.

"Sebagaimana kita ketahui keterangan dari Rasulullah diantara Umat beliau yang menghormati kaum ulama hingga mencium tangannya sama seperti mencium tangan Rasulullah.SAW,"

Riwayat singkat KH.Gazali Bin Bulayah adalah Abuya atau Bapak dari seorang Ulama di Kabupaten Tapin yaitu Abuya KH.Ali Nurdin Cangkering. KH.Gazali lahir di Lumbu Raya sekitar tahun 1907 Masehi atau 1325 Hijriyah, beliau akrab disapa KAI Muzali yang berhasil menyebarkan syiar Agama Islam di daerahnya sekitar tahun 1950 Masehi lalu dengan Rabbaniyatul Il’mNya dan Rabbaniyatul Hukm-Nya. Atas izin Allahu ta’ala beliau dianugerahkan ilmu Agama meliputi Tauhid, Fiqih, dan Tassawuf hingga dipercaya oleh para muslimin muslimat dan para  alim ulama beliau termasuk para pewaris nabi.

Ayah beliau bernama Bulayah seorang petani yang pekerjaannya disamping betani juga ahli memasak nasi dengan khalwah (red.panci) yang besar. Bulayah bukan dari kalangan ulama namun dirinya memiliki harapan besar terhadap anak-anaknya dan zuriat keturunan nya untuk menjadikan mereka anak yang sholeh alim lagi bertaqwa terhadap Allahu ta’ala. Karena itulah Beliau mensekolahkan anak-anaknya ke pondok pesantren dan sempat menitipkannya kepada tuan guru alim ulama di masanya di desa Banua Halat bernama Al-Arif KH.Muhammad Abdul Karim yang memiliki pola pengajaran dakwah dan ajarannya yang sangat istimewa (red.setingkat khawas-Muridun dan khawashul khawas-Muradun) di sebuah musholah dan ruang asrama bagi para santri. Selain itu KH.Gazali termasuk kriteria  seorang yang tak pernah merasa puas dalam menuntut Ilmu Agama sehingga melanjutkan belajar lagi dengan menuntut ilmu di Mekkah bersama seorang ailm ulama di sana, bahkan sempai di Pondok Pesantren Darussalam Martapura. Setelah melalui proses belajar, beliau pulang kampung untuk mengamalkan ilmu yang diperolehnya bermanfaat dan berhasil menyebarkan Syiar Islam di Banua.

Reporter Nasrullah


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls