Ketua TP PKK Tapin Hj.Masrupah
TAPIN, KALSEL,-Prosesi budaya beayun maulid di masjid keramat Al Mukaramah Banua Halat merupakan tradisi yang terintegrasi dengan nilai-nilai spritual keagamaan dengan budaya lokal. Mereka percaya dan meyakini berkat ikut beayun yang terselenggara setiap tahun sekali di bulan rabiul awal kondisi tubuh mereka selalu sehat dan bahagia.
Warga Tapin Kalimantan Selatan sejak dulu dikenal warganya yang religius agamis dan cinta terhadap baginda Rasulullah.SAW. Pj.Bupati Tapin Muhammad Syarifuddin, M.Pd bersama Hj.Masrupah setelah mengikuti prosesi beayun maulid. Atas dasar hallikhwal rasa cinta, kasih, sayangnya semata-mata karena Allah kedua pasangan ini bersilahturahmi ke tuan guru muda desa Pematang Karangan untuk memetik berkah rabiul awal.
Demikian H.Yamani calon Bupati Tapin periode 2024-2029 menggelar selamatan syukuran bersama tuan guru agama di kediaman rumahnya untuk memetik barokah bulan rabiul awal kelahiran Rasulullah.SAW manusia yang diteladani seluruh umat manusia.
Jangan heran selama bulan Rabiul Awal warganya terbiasa memilih berkumpul dalam satu Majelis I'lm untuk memperbanyak sholawat bersama para ahli wilayah pendidikan keagamaan bermaqamat tinggi dan hallikhwal tinggi dari kalangan Habib, Syarifah serta pewaris rasulullah seperti Alim Ulama dan Guru Agama. Bahkan tak lepas kemungkinan dirinya adalah seorang Mursyid ahli wilayah yang dikenal Aulia Allah dan Wali Allah yang mengantongi ijasah kemursyidannya yaitu arif bijaksana dapat menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, alim berpengetahuan dari sudut aqli intelektual maupun naqli intuisinya, dan mengenal politik para raja dan sultan.
Diantara mereka ada yang seperti tetamba atau tabib dan kemampuannya dapat mengusir penyakit dengan cara merajah, melakukan per-urutan sekujur anotomi tubuh hingga membenarkan urat tubuh yang tak normal. Bahkan sampai mengusir penyakit sama seperti cara dokter spesialis yang hanya dengan sugesti ke memori pasien, sementara kalau tetamba tabib ini dapat melalui air putih yang dibacakan ayat suci Alquran. Tak jarang mereka berkat dirajah hingga diuntali atau ditetamba tabib tubuh mereka kebal dari penyakit hingga senjata tajam (sajam).
Di kalangan sigaluh wanitanya terutama mereka yang memiliki semangat pejuang emansipasinya mereka ada yang menerapkan tradisi batimung dengan uap hangat yang berisi daun kembang sekelas pandan wangi untuk para suami keluarga dan anaknya. Karena mereka percaya, sebagaimana Habib M.Jamaludin Fahmi Al-Jufri dalam tausyiahnya kemarin menyatakan bahwa keringat tubuh Rasulullah.SAW itu harum wangi tidak seperti keringat manusia biasa. Karena itulah beliau diciptakan menjadi kebanggaan umat Islam yang menjadi teladan bagi seluruh manusia dengan sifat akhlaknya yang mulia.
“Karena seseorang yang hanya dapat melihat dzat Allah ta'ala hanya Nabi Muhammad.SAW karena beliau tergolong kalangan Istimewa (Khawashul Khawash atau Muradun) makhluk pilihan Allah ta'ala,”katanya di Masjid Keramat Banua Halat.
Menurut Imam Ghazali Ra, terdapat tiga golongan kelompok manusia diantara umat rasulullah yaitu manusia Khawashul Khawash sekelas Muradun. Mereka dikenal manusia pilihan karena sifat ikhlashnya beribadah semata-mata karena Allah ta'ala dan menjadikan diri hanya tempat persinggahan Allah dan Rasulullah melalui Noor Muhammad. Tujuan hidupnya pun hanya Allah dan Ridho Allah ta'ala sampai memiliki maqamatnya sekelas para Habaib dan Arifin Billah para pewaris rasulullah seperti Abah Guru Sekumpul KH.Abdul Ghani Ra bermaqamat Qutub hingga Ghaust.
Selanjutnya kalangan khawash (Istimewa) sekelas Muridun mereka memiliki kemampuan hanya memandang sifat Allah melalui Noor Muhammad dirinya yang tiada daya dan upaya melainkan segala sesuatu hanya dari pertolongan Allah ta'ala. Mereka memandang hukum pun mustahab berlaku sunahtullah dalam dirinya yang disyaratkan menjadi Khalifah selalu tertutup pintu kemenangan diri demi umat yang dijaganya.
Selanjutnya kalangan awam (biasa atau salik) mereka dalam beribadah kepada Allah selalu berharap pahala, tidak ikhlash. Dalam mengenal Allah dirinya memandang hanya melalui nama nama Allah yang berjumlah 99 asma Allah. Tak jarang diantara mereka banyak tergelincir dalam melaksanakan Hak Allah atas dirinya selalu terlena dalam kemewahan dunia atau gila dunia.
Demikian tiga kelompok golongan ini.
Kembali semarak bulan rabiul awal warganya dikalangan anak-anak dan remajanya selama bulan Rabiul Awal ini, mereka juga bergelut ke lapangan luas berangin deras untuk dapat menaikan kalayangan dandang atau layang-layang raksasa hasil rakitannya bersama kawan-kawannya seraya bershalawat dan bersilahturahmi. Hal ini dinamakan kalayangan dandang, sebagaimana kegiatan Senin petang kemarin setelah melaksanakan tradisi beayun pagi hari hingga siang. Semarak menyelenggarakan silahturahmi bedandang di kawasan RTH Rantau Baru dan dihadiri penjabat pemerintah daerah setempat dan warga yang mengisi akhir pekan sore setelah melaksanakan rutinitas bekerja. Selain itu juga ada hiburan musik lokal daerah yang mampu menarik perhatian warga hingga membuat warga terhibur untuk ikut bergoyang bersama.
Reporter Nasrullah
No comments:
Post a Comment