Sunday 7 July 2024

Inteljen Jaksa Republik Indonesia

 Inteljen Nonton Wayang Bareng Di Polres Tapin 


TAPIN, KALSEL,- Aparat hukum terdepan di Kejaksaan Negeri Tapin setelah mengikuti arahan dari Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen Republik Indonesia melalui Zoom Meetingnya. Pihaknya beserta jajaran menggelar nonton bareng pergelaran wayang kulit secara online di Aula Namora Polres Tapin. Jum'at (5/7) malam sekitar pukul 20:30 Wita hingga selesai.


Para jaksa yang hadir ini rata rata adalah para Jaksa yang sabar dan hidup tahan dalam kesederhanaan hingga tekanan dalam tatanan struktur tata negara Republik Indonesia. Diantaranya Kasi Intelijen Kejari Tapin Ronald Okhta, S.H, MH, beserta para Jaksa di Kasubsi Intelijen hingga Jaksa Analis Penuntutan dan Pengelola Data di Bidang Intelijen.


Ditemui media ini Kasi Intelijen Ronald Okhta tak sedia nemui dengan dalih sedang sibuk urus kasus pidana dan tugas lainnya.


Pergelaran wayang yang digelar ini sepertinya berkaitan dengan Hari Bhayangkara Ke-78 di mana Kapolri Listyo Sigit menganjurkan para aparat kepolisian untuk dapat memetik filosofi dari pergelaran wayang yang ditampilkan dan ambil untuk diimplementasikan dalam tugasnya menjaga kesatuan NKRI hingga menjaga keamanan pilkada 2024 nanti. Karena disitu perlu sinergitas bersama lembaga ini dengan jajaran TNI sampai masyarakat.


Selain itu, ada kaitannya juga tak dengan Instruksi Jamintel Kejagung RI Reda Manthovani ke Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan untuk segera tangkap buronan (tabur) yang sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Kejati Kalsel di wilayah hukumnya. Pihaknya bakal menangkap buronan seperti kasus di grogol Jakarta Barat. Dari mulai judi online hingga kontraktor bermasalah dan rencana bakal diperiksa pihaknya.


Selain itu, Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen Reda Manthovani sedang diuji kemampuan hukumnya di bidang pidana dalam mengungkap kasus tipikor yang membudaya di Indonesia sampai jaksa nakalnya. 

Disamping itu juga perolehan jabatan dari rektor ke guru besar dengan gelarnya sebagai profesor dinilai janggal oleh jurnalis media yang menjadi pengawasannya sebagai aparat hukum terdepan di bidang Intelijen. 


Intelijen ini menerbitkan 4 artikel ilmiahnya pada tahun 2023 lalu di Internasional Jurnal of Cyber Criminology (IJCC) dan Internasional Jurnal of Criminal Justice Science (IJCJS), dan nyaris sama dengan puluhan orang dosen di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin dalam meraih gelar profesornya yang kini sedang diinvestigasi Inspektorat Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.


Inteljen  yang memiliki pengalaman sebagai dosen mengajar bidang hukum di Kampus Universitas Pancasila beberapa km dari Lenteng Agung Jakarta Selatan menyanggah tudingan itu dengan klaimnya terbitnya artikel ilmiah hukumnya sudah sesuai prosedur. Seperti dengan penerbit kami berkorespondensi hingga ke Kementerian Pendidikan tidak ada sanggahan dan juga banyak guru besar yang sama menerbitkan disitu. Namun jurnal itu IJCC dan IJCJS, kami tak tahu. Karena tak sampai aktifitas Inteljen kita memantau ke lingkup jurnalis dan medianya di Badan Hukum Internasional. Taunya, hanya media dan jurnalis di Indonesia.

Sesuai persaingan dan pertahankan ego sektoral kita sebagai aparat hukum di lingkungan arogansi dengan prinsip terdepannya “Aku Akan Tau, Sebelum Orang Lain Mengetahui, Sukses Jangan Dipuji, Gagal Jangan Dicari. Itulah kehidupan Reda Manthovani sebagai Jaksa dan dituntut teknokrat modern.


Reporter Nasrullah 



No comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls