Pasal : HARUS MENURUT TUNDUK PADA HUKUM ALLAH
(RABBANI’YATUL HUKM) DAN BAGAIMANA SAMBUTAN SEORANG YANG DIAJAK
KEMBALI (INABAH) KEPADA HUKUM ALLAH ATAU DIPERINTAH KEBAIKAN ATAU DICEGAH DARI
MUNKAR.
Firman Allah: Tidak, demi Tuhanmu mereka
tidak beriman, sehingga bertahkim (berhakim) padamu dalam segala sengketa mereka,
kemudian tidak merasa berat dalam hati mereka menerima hukum putusanmu, dan
menyerah bulat-bulat. (An-Nisa’65)
Sesungguhnya sambutan orang mu’min apabila
diajak kembali kepada Allah dan Rasulullah untuk menghukumi antara mereka, yalah
berkata: Kami mendengar dan ta’at. Dan mereka yang untung bahagia. (An-Nur 51)
Abu Hurairah
r.a berkata: Ketika turun ayat: LILAHI MAFIS SAMAWAATI WAMA FIL’ARDLI WA IN
TUBDU MA FI ANFUSIKUM AU TUKHFUHU JUHAASIBKUM BIHILLAAH. Artinya:Bagi Allah kekuasaan langit dan bumi,
apabila kamu keluarkan isi hatimu atau tetap kamu sembunyikan akan
diperhitungkan oleh Allah.
Terasa berat
yang demikian itu pada sahabat-sahabat Nabi s.a.w. Sehingga mereka datang
kepada Rasulullah dan jongkok sambil berkata: Ya Rasulullah kami dapat menerima
kewajiban-kewajiban yang dapat kita kerjakan, yaitu sembahyang, jihad, puasa,
dan sedekah. Dan kini telah diturunkan ayat ini, kami merasakan tidak dapat
melaksanakan dan tidak kuat menanggungnya. Menanggapi hal itu lalu Rasulullah
bersabda: Apakah kamu akan berkata sebagaimana ahlil- kitab yang sebelummu.
Kami
mendengar dan melanggar. Kamu harus berkata: Sami’na wa atha’na ( Kami
mendengar dan ta’at) GHUFRONAKA RABBANA WA ILAIKAL MASHIR. (Ampunkan kami ya
Tuhan kami dan kepada Mu bakal kembali) Dan ketika ajaran itu telah dibaca oleh
para sahabat, sehingga ringan lidah mereka membacanya, Allah menurunkan ayat
lanjutannya: AAMANAR RASULU BIMA UNZILA ILAIHI MIN ROBBIHI WAL MU’MINUNA KULLUN
AAMANABILLAHI WAMALA’IKATIHI WA KUTUBIHI WA RASUL-IHI LAA NUFARRIQU BAINA
AHADIN MIN RASULIHI WA QAALU SAMI’NA WA ATHA’NA GHUFRONAKA ROBBANA WA ILLAIKAL
MASHIR. ( Sungguh telah percaya Rasulullah dengan apa yang diturunkan kepadanya
dari Tuhannya, juga kaum mu’minin masing-masing telah percaya kepada Allah dan
MalaikatNya dan kitab-kitabNya dan Nabi-Nabi utusanNya, tidak membeda-bedakan
antara salah seorangpun dari utusan-utusan itu, dan berkata mereka: Kami
mendengar dan ta’at, ampunkanlah hai Tuhan kami dan kepadaMu akan kembali). Dan
ketika telah dilaksanakan yang demikian itu Allah memansukhkan hukum ayat yang diatas itu dengan ayat
yang terakhir yang berbunyi: LA YUKALLIFULLAHU NAFSAN ILLAWUS’AHALAHA MA
KASABAT WA ALAIHA MAKTASABAT (Allah tidak memaksakan pada seseorang kecuali
sekuat tenaganya, baginya keuntungan dari usahanya, sebagaimana diatas
tanggungannya resiko apa yang telah dikerjakannya). RABBANA LA TU’AKHIDZNA IN
NASINA AU AKH-THO’NA. Dijawab: ,,Ya” ,,ROBBANA WALA TAHMIL ALAINA ISHRAN KAMA
HAMALTAHU’ALALLADZINA MIN QOBLINA. Dijawab: ,,Ya’’ ROBBANA WALA TUHAMMIL-NA
MALA THOQOTA LANA BIHI. DIjawab: ,,Ya” WA’FU ANNA WAGHFIR LANA WARHAMNA ANTA
MAULANA FANSHURNA ALAL QAUMIL KAFIRIN. Dijawab: ,,Ya”
(Ya Tuhan
kami janganlah menuntut kami jika kami lupa atau keliru. Jawabnya: Ya. Ya Tuhan
kami, jangan menanggungkan pada kami keberatan-keberatan sebagaimana yang Tuhan
tanggungkan pada orang-orang yang sebelum kami. Jawabnya: Ya. Ya Tuhan kami
jangan menanggungkan pada kami yang di luar kekuatan kami. Jawabnya: Ya. Ma’afkanlah kami dan ampunkan kami, dan
kasihanilah kami. Engkau pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi kaum
kafir. Jawabnya: Ya.) Hadist Riwayat
Muslim.
No comments:
Post a Comment