Friday 28 October 2016

Rabbani'yatul Hukum

 Pasal :  HARUS MENURUT TUNDUK PADA  HUKUM ALLAH (RABBANI’YATUL HUKM)  DAN BAGAIMANA SAMBUTAN SEORANG YANG DIAJAK KEMBALI (INABAH) KEPADA HUKUM ALLAH ATAU DIPERINTAH KEBAIKAN ATAU DICEGAH DARI MUNKAR.

Firman Allah: Tidak, demi Tuhanmu mereka tidak beriman, sehingga bertahkim (berhakim) padamu dalam segala sengketa mereka, kemudian tidak merasa berat dalam hati mereka menerima hukum putusanmu, dan menyerah bulat-bulat. (An-Nisa’65)

Sesungguhnya sambutan orang mu’min apabila diajak kembali kepada Allah dan Rasulullah untuk menghukumi antara mereka, yalah berkata: Kami mendengar dan ta’at. Dan mereka yang untung bahagia. (An-Nur 51)
           
   Abu Hurairah r.a berkata: Ketika turun ayat: LILAHI MAFIS SAMAWAATI WAMA FIL’ARDLI WA IN TUBDU MA FI ANFUSIKUM AU TUKHFUHU JUHAASIBKUM BIHILLAAH.  Artinya:Bagi Allah kekuasaan langit dan bumi, apabila kamu keluarkan isi hatimu atau tetap kamu sembunyikan akan diperhitungkan oleh Allah.

Terasa berat yang demikian itu pada sahabat-sahabat Nabi s.a.w. Sehingga mereka datang kepada Rasulullah dan jongkok sambil berkata: Ya Rasulullah kami dapat menerima kewajiban-kewajiban yang dapat kita kerjakan, yaitu sembahyang, jihad, puasa, dan sedekah. Dan kini telah diturunkan ayat ini, kami merasakan tidak dapat melaksanakan dan tidak kuat menanggungnya. Menanggapi hal itu lalu Rasulullah bersabda: Apakah kamu akan berkata sebagaimana ahlil- kitab yang sebelummu.

Kami mendengar dan melanggar. Kamu harus berkata: Sami’na wa atha’na ( Kami mendengar dan ta’at) GHUFRONAKA RABBANA WA ILAIKAL MASHIR. (Ampunkan kami ya Tuhan kami dan kepada Mu bakal kembali) Dan ketika ajaran itu telah dibaca oleh para sahabat, sehingga ringan lidah mereka membacanya, Allah menurunkan ayat lanjutannya: AAMANAR RASULU BIMA UNZILA ILAIHI MIN ROBBIHI WAL MU’MINUNA KULLUN AAMANABILLAHI WAMALA’IKATIHI WA KUTUBIHI WA RASUL-IHI LAA NUFARRIQU BAINA AHADIN MIN RASULIHI WA QAALU SAMI’NA WA ATHA’NA GHUFRONAKA ROBBANA WA ILLAIKAL MASHIR. ( Sungguh telah percaya Rasulullah dengan apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, juga kaum mu’minin masing-masing telah percaya kepada Allah dan MalaikatNya dan kitab-kitabNya dan Nabi-Nabi utusanNya, tidak membeda-bedakan antara salah seorangpun dari utusan-utusan itu, dan berkata mereka: Kami mendengar dan ta’at, ampunkanlah hai Tuhan kami dan kepadaMu akan kembali). Dan ketika telah dilaksanakan yang demikian itu Allah memansukhkan hukum ayat yang diatas itu dengan ayat yang terakhir yang berbunyi: LA YUKALLIFULLAHU NAFSAN ILLAWUS’AHALAHA MA KASABAT WA ALAIHA MAKTASABAT (Allah tidak memaksakan pada seseorang kecuali sekuat tenaganya, baginya keuntungan dari usahanya, sebagaimana diatas tanggungannya resiko apa yang telah dikerjakannya). RABBANA LA TU’AKHIDZNA IN NASINA AU AKH-THO’NA. Dijawab:  ,,Ya”    ,,ROBBANA WALA TAHMIL ALAINA ISHRAN KAMA HAMALTAHU’ALALLADZINA MIN QOBLINA. Dijawab: ,,Ya’’ ROBBANA WALA TUHAMMIL-NA MALA THOQOTA LANA BIHI. DIjawab: ,,Ya” WA’FU ANNA WAGHFIR LANA WARHAMNA ANTA MAULANA FANSHURNA ALAL QAUMIL KAFIRIN. Dijawab: ,,Ya”
(Ya Tuhan kami janganlah menuntut kami jika kami lupa atau keliru. Jawabnya: Ya. Ya Tuhan kami, jangan menanggungkan pada kami keberatan-keberatan sebagaimana yang Tuhan tanggungkan pada orang-orang yang sebelum kami. Jawabnya: Ya. Ya Tuhan kami jangan menanggungkan pada kami yang di luar kekuatan kami. Jawabnya: Ya.  Ma’afkanlah kami dan ampunkan kami, dan kasihanilah kami. Engkau pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi kaum kafir. Jawabnya: Ya.) Hadist Riwayat Muslim.


No comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls