Saturday 9 May 2015

Safari Jum’at Ketua MUI Sampaikan Keutamaan Isra Mir’aj Nabi Muhammad.SAW


Dalam khutbah Jum’atnya Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Tapin, Drs.H.M.Hamdani di Masjid Al Azhar Desa Hiyung Kecamatan Tapin Tengah. “Mari kita panjatkan syukur kepada Allah.SWT yang senantiasa melimpahkan taufik dan hidayahNya kepada kita semua hingga dapat menunaikan ibadah sholat fardhu jum’at dan selalu meningkatkan takwa kita terhadap Allah.SWT. Tak lupa shalawat dan salam tetap tercurah terhadap junjungan baginda Nabi Muhammad.SAW beserta seluruh keluarga dan para sahabat serta pengikut beliau hingga akhir zaman, “tutur Beliau diawal khutbahnya.
Saat ini kita masih dalam suasana peringatan Isra dan Mir’aj. Peristiwa ini merupakan hallikwal Illahiah bagi Nabi Muhammad.SAW dalam bentuk tanda-tanda kebesaran, kekuasaan, dan kesempurnaan Allah.SWT. Pada perjalanan ini Nabi Muhammad.SAW selaku seorang Hamba Allah kala itu yang diberikan kehormatan oleh Allah.SWT sesuai firman Allah.SWT ayat Al Isra ayat 1.
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil haram ke Al Masjidil aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. [QS Al-Isra’ : 1]
Disini Nabi kita Muhammad.SAW seorang hamba Allah yang taat dan setia serta patuh kepada Allah mendapatkan pangkat dari Allah.SWT sebagai seorang Rasul dan Nabi terakhir. “Tidak mudah mendapatkan pangkat sebagai Rasul dan Nabi bagi insan manusia di dunia. Karena seorang Rasul dan Nabi merupakan manusia pilihan yang sudah ditetapkan oleh Allah.SWT untuk memangku jabatan dan amanah yang langsung dari Allah.SWT. Dan Beliaulah Baginda Nabi Muhammad.SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir, “katanya.
Dalam perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad.SAW dalam satu malam merupakan peristiwa sejarah umat Islam. Mir’aj Nabi Muhammad SAW dari satu masjid ke masjid lainnya. Pada malam itu Nabi Mir’aj dengan waktu singkat dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsa di Palestina yang dilanjutkan bertemu dengan Allah.SWT untuk menerima wahyu dari Allah.SWT berupa kewajiban ibadah sholat lima waktu dalam sehari semalam. Bagi umat Islam wajib mempercayai dan yakinkan perjalanan itu. “Disinilah kadar keimanan kita diuji oleh Allah.SWT untuk dapat meyakini peristiwa Isra Mir’aj Nabi Muhammad.SAW, “katanya.

Raja Istigfar Di Bulan Rajab dari Nabi Muhammad.SAW.

Alhamdulillah kembali menangis lagi seraya zikir dan shalawat terhadap Nabi Muhammad.SAW di bulan Rajab ini. Satu diantara bulan yang dimuliakan Allah.SWT didalamnya dimana pada bulan ini terjadi peristiwa penting atas baginda Nabi Muhammad.SAW. Yaa Allah tetapkan terus diri kami dalam curahan asuhan kasih dan sayangmu. Semoga kami dapatkan ‘Saat’ dalam sholat Jum’at ini. Yaa Allah engkaulah maksud kami dan maghfirah serta ridhoMu tujuan kami. Illahi Anta Maksudi Wa Ridhoka Matlubi Atini Mahabahtaka Wa Marifataka.
Rasulullah SAW, bersabda kepada Sayidina Ali bin Abi Thalib: “Wahai Ali, tulislah Raja Istigfar ini. Karena siapa yang membacanya, atau menyimpan tulisannya di dalam rumah atau pada harta bendanya, atau tulisan itu dibawa ke mana saja ia pergi, maka Allah memberi kepadanya pahala 80.000 nabi, 80.000 shiddiqin, 80.000 malaikat, 80.000 orang mati syahid, 80.000 orang yang beribadah haji, dan pahala membangun 80.000 masjid”.
Dan barangsiapa yang membacanya sebanyak 4 kali, atau 2 kali sepanjang hidupnya, maka diampuni dosanya oleh Allah Ta’ala, walaupun ia ditetapkan akan masuk neraka. (Al Hadist). Oleh karena itu, sebaiknya istigfar ini dibaca/rutin setiap malam atau siang, agar memperoleh pahala sebesar itu.
Rasulullah SAW. Juga bersabda : “Barang – siapa yang membaca Istigfar Rajab ini, maka aka dibangunkan 80 negeri di surga, setiap negeri mempunyai 80 mahligai, setiap mahligai mempunyai 80 rumah, setiap rumah mempunyai 80 kamar, setiap kamar ada 80 bantal, dan setiap bantal 80 bidadari.
Inilah bacaan Istigfarnya :

Bismillahirahmanirahim
Astaghfirullaahal’adhiim 3x Alladzi laailaaha illaa huwal chayyul qayyumu wa atuubu ilaihi min(g) jami’il ma’aashiy wadz dzunuubi wa atuubu ilaihi min(g) jamii’i maa karihallaahu qaulaw wafi’law was’am’aw wabashraw wachaashiraa. Allaahumma innii astaghfiruka limaa qaddamtu wamaa akhkhartu wamaa asraftu wamaa asrartu wamaa a’lan(g)tu wamaa an(g)ta a’lamu bihii minnii an(g)tal muqaddimu wa an(g)tal mu’akhkhiru wa an(g)ta ‘alaa kulli syai’in(g) qadiir(un). Allaahumma innii astaghfiruka min(g) kulli dzambin(g) tubtu ilaika minhu tsumma ‘uttu fiihi wa astaghfiruka bimaa arattu bihii wajhakal kariima fakhaalattuhu bimaa laisa laka bihii ridlaw wa astaghfiruka bimaa wa’adtuka bihii nafsii tsumma akhlaftuka wa astaghfiruka bimaa da’aa li ilaihill hawaa min(g) qablir-rukhashi mimmasytabaha ‘alayya wa huwa ‘in(g)daka machdhuuruw wa astaghfiruka minanni’amillatii an’amta bihaa ‘alayya fasharaftuhaa wa taqawwaitu bihaa ‘alalma’aashii wa astaghfiruka manadz dzunuubilllatii laa yaghfiruhaa ghairuka walaa yaththali’u ‘alaihaa ahadun(h) siwaaka wa laa yasa’uhaa illaa rahmatuka wachilmuka walaa yun(g)jii minhaa illaa ‘afwuka wa astaghfiruka min(g) kulli yamiinin chalaftu bihaa fachantstu fiihaa wa anaa in(g)daka ma`khuudum bihaa wa astaghfiruka yaa laailaaha illaa an(g)ta subchaanaka  innii kun(g)tu minadh dhaalimiin(a). Wa astaghfiruka yaa laailaaha illaa an(g)ta ‘aalimul-gaibi wasy syahaadati min(g) kulli sayyi`atin ‘amiltuhaa fii bayaadlin nahaari wasawaadil laili fiimalaaiw wakhalaa’iw wa sirriw wa ‘alaaniyatiw wa an(g)ta ilayya naadhirun idzartakabtuhaa taraa maa ataytuhu minal ‘ishyaani bihi ‘amdan aw khatha`an aw nisyaanay yaa chaliimu yaa kariimu wa astaghfiruk yaa laa~ilaaha illaa an(g)ta subchaanaka innii kun(g)tu minadh dhoolimiin.  Rabbighfirlii warchamni watub ‘alayya wa an(g)ta khoirur raachimiina wa astaghfiruka min(g) kulli fariidlotiw wajabat ‘alayya fii aanaa`il laili wa athraafin nahaari fataraktuhaa ‘amadan aukhotho`an awnis-yaanan awtahaa wunaw wa anaa mas`uulum bihaa wa min(g) kulli sunnatim min(g)sunani sayyidil mursaliina wa khootamin nabiyyiina muchammadin(g) shollolloohu ‘alayhi wa sallama fataraktuhaa ghaflatan aw sahwan aw jahlan awtahaawunan(g) qallat awkatsurat wa anaa ‘aa`idum bihaa wa astaghfiruka yaa laailaaha illa an(g)ta wachdaka laa syariika laka subchaanaka rabbil’aalamiin(a). lakal mulku wa lakalchamdu wa lakasy syukru wa an(g)ta chasbunaa wani’mal wakiilu ni’mal mawlaa wa ni’man nashiiru wa laa chawlawalaaquwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adhiimi wa shollolloohu ‘alaa sayyidinaa muchammadiw wa aalihii wa shochbihii wa sallama tasliiman(g) katsiiraw walchamdulillaahirabbil’aalamiin(a).

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan kecuali Dia, Yang Hidup tegak. Aku bertaubat kepada-Nya dari segala perbuatan maksiat dan dosa. Aku bertaubat kepada-Nya dari segala ucapan, perilaku, pendengaran dan perasaan yang Engkau benci.
Ya Allah, sesungguhnya aku mohon ampun kepada-Mu dari segala dosa yang telah lalu dan yang kemudian, yang melewati batas, yang aku sembunyikan dan yang terang-terangan serta dosa yang Engkau lebih mengetahuinya dari pada saya. Engkau yang Qadim dan yang Akhir, dan Engkau atas segala sesuatu berkuasa.
Ya Allah, sesungguhnya aku mohon ampun kepada-Mu dari setiap dosa, aku bertaubat kepada-Mu dari dosa yang kemudian diulanginya. Aku mohon ampun kepada-Mu atas amal yang tujuannya untuk-Mu telah dicampuri hal-hal yang tidak Engkau ridhai. Aku mohon ampun kepada-Mu atas khianatku terhadap janji-Mu padaku, dan aku mohon ampun kepada-Mu atas pelanggaran terhadap sesuatu yang terlarang, aku mohon ampun kepada-Mu dari segala nikmat pemberian-Mu kepadaku yang aku menyalahgunakannya pada perbuatan durhaka, dan aku mohon ampun kepada-Mu atas segala dosa yang tiada pengampunannya kecuali Engkau, dan tidak menampakkannya  kepada seseorang pun selain kepada-Mu, dan tidak melapangkannya kecuali rahmat dan santunan-Mu dan tidak dapat selamat darinya kecuali atas ampunan-Mu, aku mohon ampun kepada-Mu dari setiap sumpah yang aku langgar, dan aku mohon ampun kepada-Mu wahai Dzat yang tiada Tuhan kecuali Engkau. Maha Suci Engkau, bahwasanya aku menganiaya diri. Aku mohon ampun kepada-Mu wahai Dzat yang tiada Tuhan kecuali Engkau yang mengetahui barang yang ghaib dan nyata, dari setiap kejahatan yang aku lakukan di siang hari ataupun di malam hari, tersembunyi atau terang-terangan, Engkau senantiasa melihat aku, setiap aku melakukan maksiat pasti Engkau melihatnya baik perilaku yang aku sengaja, salah ataupun lupa wahai Dzat yang Penyantun lagi Pemurah. Dan aku mohon ampun kepada-Mu yang tiada Tuhan kecuali Engkau, Maha Suci Engkau bahwasanya aku menganiaya diri. Ya Allah Tuhanku ampunilah aku dan kasihanilah serta terimalah taubatku, Engkau sebaik-baiknya mengasihi. Aku mohon ampun kepada-Mu atas pelanggaranku meninggalkan ibadah fardhu yang diwajibkan kepadaku dalam sehari semalam, baik yang aku sengaja atau yang tidak, yang lupa atau yang aku abaikan, dan aku diturut karenanya dan dari setiap perjalanan (sunah) Nabi Muhammad.SAW, yang aku tinggalkan karena lupa dan khilaf, dungu atau menggampangkannya, sedikit atau banyak dan aku mengulanginya. Aku mohon ampun kepada-Mu wahai Dzat yang tiada Tuhan kecuali Engkau. Yang Esa, tiada sekutu bagi-Mu. Maha Suci Engkau Penguasa alam semesta, kepunyaan-Mulah kerajaan, dan bagi-Mulah segala puji dan syukur. Engkau yang mencukupi aku, Engkau adalah sebaik-baik Pelindung dan Penolong, tiada kekuatan dan kemampuan melakukan ibadah kepada-Mu, serta menjauhi larangan-Mu kecuali dengan pertolongan dari-Mu Yang Luhur dan Agung.

Semoga Allah memberikan Shalawat dan salam sebanyak-banyaknya kepada Nabi Muhammad.SAW, keluarga dan sahabat-sahabat beliau. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

No comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls