Saturday 12 September 2015

Yang Terbaik Adalah Pilihan Allah.SWT

Tiga orang cacat tubuh yang kondisi diri dan tubuh tak berdaya secara fisik. Tak tega meronta pada diri satu diantaranya meminta untuk sesuap nasi, satu orang lagi meminta dengan membalas doa kepada yang memberinya. Dan satunya diam dengan tangan terputus duduk. Merenung sejenak hingga tergenang yang disampaikan khatib jum’at di Masjid Humasa Rantau, Jum’at (11/9) siang kemarin bahwa “Apapun yang terbaik adalah disisi Allah.SWT”.

“Yaa Allah mudahkanlah mereka dan kami yang niat iklash karena Allah membantunya. Alhamdulillah hikmah kebaikan dari Mu, naungilah mereka yang selalu berbuat baik karena Allah”.

Khatib mewasiatkan kepada diri khatib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah.SWT.  Takwa dalam pengetian sebenarnya menaati perintahNya dan menjauhi semua larangan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah.” (QS. An Nisa: 131)

Takwa adalah wasiat Allah, wasiat rasul-rasul-Nya, dan wasiat orang-orang shaleh kepada sahabat-sahabat mereka.

Belum tentu yang Apa kamu anggap baik padahal tidak. Demikian pula sebaliknya sesuatu yang jelek ternyata baik di sisi Allah.SWT. “Apa pun yang terbaik adalah disisi Allah.SWT”.

“Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (QS. Al Mulk: 14)

Terkadang kita merencanakan sesuatu, menurut prasangka dan perkiraan kita, apa yang kita rencanakan adalah yang terbaik bagi diri kita. Kita pun berusaha untuk meraihnya. Namun ternyata kita gagal setelah berusaha, tidak sesuai dengan apa yang kita kehendaki. Atau terkadang ada musibah yang menimpa kita, yang membuyarkan semua yang kita cita-citakan.

Namun ingatlah, kaum muslimin yang dirahmati Allah Ta’ala. Jika seorang hamba telah berusaha dan telah berdoa, maka hasil akhir yang Allah tetapkan adalah yang terbaik bagi hamba tersebut. Kenapa? Karena yang terbaik adalah pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Al Arif dan Alim.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 216)

“Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

     Dahulu kala ada seorang Raja bersama Menterinya di suatu wilayah,

Ada sebuah kisah seorang raja dan seorang menteri. Menterinya ini senantiasa berkata

“Yang terbaik adalah pilihan Allah”.

Setiap ada orang yang terkena musibah, akan dinasehati oleh sang menteri dengan mengatakan, yang terbaik adalah pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Suatu saat sang raja yang terkena musibah, jari raja ini terputus karena suatu hal. Sang menteri datang dengan tetap mengatakan, wahai raja yang terbaik adalah pilihan Allah. Jarimu putus itu adalah yang terbaik.

Mendengar ucapan menterinya ini, raja pun tersinggung dan marah. Dia mengatakan, “Jari saya putus yang terbaik?! Penjarakan dia!”

Tatkala di penjara, dengan mudah menteri ini mengatakan, yang terbaik adalah pilihan Allah.

Ternyata benar, suatu saat sang raja pergi berburu bersama bawahannya untuk berburu atau suatu keperluan. Mereka terjebak, pergi ke tempat yang jauh, lalu mereka ditangkap oleh segeromblan orang penyembah dewa tertentu. Mereka ditangkap dan disembelih satu per satu sebagai tumbal untuk dewa-dewa mereka. Tatkala Tiba giliran sang raja, mereka dapati jari raja ini putus, mereka anggap raja ini orang yang cacat yang tidak pantas dikorbankan untuk sesembahan mereka. Raja pun dibebaskan.

Saat itulah sang raja sadar akan kebenaran perkataan menterinya. Jarinya yang putus ini adalah suatu kebahagiaan, merupakan anugerah, sehingga dia tidak jadi dibunuh oleh orang-orang tersebut. Ia pulang dengan begitu semangat, lalu membebaskan sang menteri. Raja mengatakan, “Benar perkataanmu, yang terbaik adalah pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Saya selamat dari cengkraman mereka. Namun saya ingin bertanya, mengapa waktu engkau di penjara, kau katakan yang terbaik adalah pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala? Apa kebaikan yang kau alami di penjara?” Menteri menjawab, “Seandainya saya tidak di penjara, maka saya akan pergi turut serta berburu bersamamu, saya akan ditangkap dan disembelih oleh mereka. oleh karena itu, saya dipenjara adalah yang terbaik.”

Mudah-mudahan pelajaran-pelajaran dan kisah-kisah hikmah yang kami sampaikan ini bermanfaat bagi para jamaah sekalian. Mudah-mudahan kita menjadi seseorang yang senantiasa berprasangka baik terhadap Allah, dan meyakini bahwa takdirnya adalah pilihan yang terbaik untuk kita setelah kita berdoa dan berusaha. (Badal Maya)

No comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls