Wednesday, 16 April 2025

Artificial Intelligence Mode Pakasam Iwak Karing

Artifisial Intelegensi (AI) semakin melebar bak struktur garis horizontal datar. Perannya bakal meninggalkan HP, perangkat sehari hari masyarakat modern saat ini. Demikian jenis media kini, media konvensional cetak dan elektronik telivisi sudah kehilangan taring dalam membuat berita kritis positif. Tenggelam oleh media digital berbasis Web, Medsos, dan YouTube.

Sejak tahun 2024 lalu, telah hadir ‘AI Pin Wearable’. Ukuran perangkat 

jauh lebih kecil dibandingkan HP, dan tanpa ada layar perangkat di AI Pin. Bobot perangkat ini pun sangat ringan, diperkirakan hanya 34 gram. Jika ditambah baterai, total bobotnya jadi 54 gram. Saat Ai Pin mulai dikontrol pengguna dengan cara ditekan touchpad dan ditempel pasang pada kemeja baju, pengguna sudah dapat berbagai informasi di telapak tangan atau bagian tubuh lain yang berperan sebagai layar proyektor. Pengguna mengontrolnya dengan kombinasi berbagai gestur dan decibel suara.

AI Pin juga dilengkapi kamera berkualitas 13 megapiksel untuk menangkap visual dan merekam video.

Saat hendak merekam video, pengguna cuma perlu melakukan gesture ketukan atau 'tapping' pada area touchpad. Perangkat akan mengeluarkan cahaya kecil untuk mengisyaratkan bahwa mode perekaman telah aktif.

Artifisial Intelegensi Pin ini ditenagai Chip Snap Dragon dan mulai dipasarkan tahun 2024 dengan harga jual sekitar Rp.10 juta.

Siapa berminat ? Atau masih asyik nyaman pakai HP perangkat tradisional saat ini.

Perlu diketahui muslimin muslimat, non muslim sudah menerapkan cara mereka dalam bentuk hipnotis ke dalam programnya yang tersusun dalam rangkaian kode. Pengaruhnya sungguh luar biasa melalui gambar visual warna hingga desibel suara. Jika seseorang terpengaruhnya tentu digiring masuk ke alam bawah sadar pikiran yang asyik dibawah kendalinya. 

Jangan heran saat ini, bermain di medsos tiktok 20 jam dibandingkan dengan menunggu waktu 2 jam berbuka puasa. Replikasi hukum di era reformasi mengenang para mahasiswa masing-masing jurusan adu argumentasi. Dan hukumnya saat ini produk reformasi.

“Demi massa, bukannya Allah telah berjanji di Al-Qur'an kitab dan Imam Umat Islam. Bahwa Allah bakal menanyakan kepada seseorang dikemanakan waktu digunakan selama hidupmu”.

Perangkat ini bisa membuat engkau lalai terhadap Allah Tuhan seru sekalian alam, Tuhan yang wajib kita ingat setiap saat. Apalagi kini memasasuki akhir zaman, yang tengah gencar-gencarnya perang Palestina melawan Israel. Kejadian Palestina mampu nundukan Israel baru kali ini dan jarang yang hanya 100 tahun sekali didapatkan. Tapi kondisi ini tak merubah hingga akhir nanti yang bakal banyak pembunuhan terjadi dimana-mana. Hukum sudah diarahkan ke ranah feodalisme, tiap daerah bakal mengangkat senjata dan berajah hingga meuntal kebal sajam. 

Aceh sudah sudah bersiap dirikan wilayah Islamnya sendiri, Jawa mulai menyusun strategi melalui pimpinannya dan warganya yang rajin merantau ke daerah luar untuk promosikan produk kuliner lokalnya seperti bakso sampai batik. Bandung mulai diacak-acak bidang kesehatannya dengan dampak pornografi atas adanya dokter seksual.

Hacker berjuang demi saudaranya membuat crash jalur drone rudal Israel seperti senjata makan tuan. Mantap semangat membela saudara muslimnya yang tertindas dan semoga lekas dapat kemenangan. Allahu Akbar.

Bukannya Allah menyeru hambanya untuk senantiasa bertobat, karena berkat tobat menjadi syarat mendapatkan struktur maqamat atau jenjang menuju marifat Allah dengan maqam dari maqam tobat, maqam diam, hingga maqam Al Qutub dan Al Ghaustnya para Aulia Allah setingkat Arifin Billah seperti Abah Guru Sekumpul Abdul Ghani.Ra.

Selain itu, Allah juga menyeru untuk saling mencintai, menyanyangi, mengasihi sesama muslim semata-mata karena Allah ta'ala. Mulai dari mencintai orang tuamu karena Allah, cintai keluarga anak dan istrimu karena Allah, lingkungan sekitarmu, para guru-gurumu, dan pemimpinmu karena Allah. Tiada yang lebih dicintai selain Allah dan Rasulullah.Saw. Karena berkat Cinta ini merupakan syarat mendapatkan anugerah Allah ta'ala berupa Hllikhwal atau keadaan hati dengan strukturnya dari mulai cinta, kasih, sayang, anggun malu, dan cemburu. Sebab cemburunya Allah itu berbeda ketika hambanya lalai, Allah curahkan cemburu dengan curahan kasih sayang yang terkadang disertai rintik hujan. Demikian, murkanya bak guntur petir menggelegar kencang seperti garandali berjalan.

Selain itu, Allah juga senantiasa menyeru hambanya untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepadaNya. Jika seorang hamba sudah beriman dan taqwa kepadaNya. Dunia hambar, dan fana hidup saja yang terlihat karena besok kita bakal kembali kepadanya atau mati. Tak heran, seorang bertaqwa kepada Allah merasa hidupnya selama di dunia bak dipenjara. Jangan heran pula terhadap mereka yang selalu berkhalwat mendapatkan pengetahuan secara laduni langsung dari Allah ta'ala hingga menjadikan Allah maksudnya, ridho Allah tujuan hidupnya, Mahabah dan Marifataka.

Melaksanakan Hak Allah atas diri dengan selalu menyembahnya dan menjadi hamba Allah.

Disini tiada daya dan upaya seseorang melainkan semua atas berkat pertolongan Allah ta'ala.

Dirinya jahil, Allah yang Alim. Hidup selalu merendah tawadhu berkat ruku sholatnya dan berlindung menggunakan selendang kebesaran Allah.

Dirinya buta, Allah yang maha melihat. Dirinya tuli, Allah yang maha mendengar. Dirinya mati, Allah yang maha hidup. (Laisa kamisli saiun), hidup dalam naungan Noor Muhammad yang kerap bershalawat dan sifat 20.Menyerah pada Rabbaniyatul Hukum Nya dengan Prinsip Rabbaniyatul I'lm Nya. 

Benar kata Ustadz Shomad, tak berbeda hidup saat ini di ranah digital dengan zaman Fir'aun. Jika dulu, ingin benar ikut Nabi Musa yang hanya peternak domba dan bibirnya cadel. Sementara ingin dunia masuk kelompok Fir'aun.

Sekarang di era digital, Menghadapi kalangan ahli dunia, wahin hingga kuasa oligarkinya mampu beli hukum sampai hakim yang sudah hidup mapan dan jabatan mantap tergiur uang miliaran. Benar jar Rasulullah.Saw hisabnya nanti ahli hukum yang banyak tercebur ke neraka adalah wakil Tuhan atau hakim yang tak mampu berbuat adil dengan palunya di Pengadilan. Bagaimana dengan profesi hukum yang lain ? Selesaikan perkara kasus mandek, sakit kepala, aparat kepolisian dan TNI serta Jaksa yang terlihat lagi rebutan penanganan perkara kasus. TNI bakal mengambil alih tugas Polri dan Kejaksaan, mengklaim profesinya sejak dulu TNI dekat dengan rakyat, sementara tidak semuanya Polri dekat dengan rakyat tapi ada aparatnya loh yang dekat dengan rakyat. 


Catatan Nasrullah 

No comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls