Oleh Nasrullah.
Memandang cinta secara Islami, karena Islam melihat cinta
seperti Iman sebagai kunci pembuka setiap hallikhwal. Karena memiliki cinta
tentunya juga memiliki hallikhwal beserta tanjakan-tanjakan hall lainnya
seperti rindu, takut, ngeri, dan hallikhwal lain-lainnya. Orang-Orang yang
mencintai, apalagi orang-orang yang menyandarkan cinta, kasih, dan sayangnya
karena Allah dan berlindung dari kemurkaan Illahi tentunya bagian dari sifat
orang-orang beriman. “Semoga kita termasuk orang-orang yang beriman dengan hall
yang dianugerahkan Allah kepada kita”.
Karena Cinta, sebagian dari sifat orang berIman maka
beranikanlah diri untuk mengungkapkan secara lisan, diyakini dalam hati, dan
buktikan cinta dengan tindakan. Sampaikan cinta kepada yang dicintai itu sunah,
karena Rasulullah Nabi Muhammad.SAW menganjurkannya. Namun ada aturan. Cinta Kepada
orang tua, tentunya itu cinta karena Allah, dimana setiap anak berangkat meniti
hallikhwal dari cinta kepada orang tuanya. Begitupun sebaliknya orang tua yang mencintai anak-anaknya karena Allah. Cinta Anak Istri karena Allah, bak
cintanya Nabi Muhammad.SAW dan juga cintanya Ali.RA dan Fatimah adalah teladan
yang baik, contoh dari orang yang mencintai dalam diam bak cintanya Ali.RA dan
Fatimah. Mereka menjaga hingga Indah pada waktunya, saling mencintai karena
Allah, dan tidak ada yang lebih paling dicintai kecuali Allah dan Rasulnya.
Jika tidak dapat memiliki orang yang kita cintai dalam diam,
yakinlah bahwa Allah telah mempersiapkan yang terbaik untuk kita. Ingatlah
cinta sejati hanyalah milik Allah, cinta manusia hanya akan membuat terluka,
karena itu cintailah Manusia karena Allah.
“Ada 7 golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya. Pada hari itu, tidak ada naungan, kecuali nanungan Allah. Golongan tersebut adalah pemimpin yang adil; pemuda yang tumbuh di dalam beribadah kepada Allah; seseorang yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid-masjid; dua orang yang saling mengasihi karena Allah, mereka bertemu dan berpisah karena Allah; seorang laki-laki yang diundang oleh seorang perempuan yang berkedudukan dan berwajah elok (untuk melakukan kejahatan) tetapi dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah!’; seorang yang memberi sedekah, tetapi dia merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya; dan seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga menetes air matanya.” (HR Bukhori)
No comments:
Post a Comment