Sunday 24 April 2022

Berkah Zainal Ilmi Menangis Takut Kepada Allah


 Catatan NASRULLAH


Datu Tuan Guru Zainal Ilmi al-Banjari sosok ulama yang santun dan lembut. Dan seorang memandang gambar beliau terasa sejuk diri. Sejak kecil hingga tumbuh menjadi dewasa beliau seorang yang khawashul khawash hingga memiliki limpahan ilmu dari Allahu ta'ala melalui keluarganya.Beliau juga menimba ilmu dari berbagai guru dengan berbagai cabang keilmuan. Beliau tidak pernah melakukan pekerjaan yang sia-sia, dan selalu mengisi kesehariannya dengan belajar dan beribadah kepada Allah, termasuk menangis khauf takut kepada Allah disertai raja berupa asa harapannya pada ridho Allahu ta'ala. Beliau ulama yang memiliki tingkat maqamat yang tinggi dan hallikhwalnya berupa curahan asuhan rahmat kasih dan sayang Allah hingga keanggunan berupa rindu pada Allah dan Rasulullah.Saw.

Beliau dilahirkan pada malam sabtu jam 4.30 subuh tanggal 7 Rabiul Awwal 1304 H didesa Dalam Pagar Martapura ( Kalimantan - Selatan ) ayahnya adalah Haji Abdus Shamad bin KH.muhammad Said Wali putra Aminah Binti KH Syahabuddin bin Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari, ibunya bernama Hajah Qamariyyah.

Datu Zainal Ilmi memiliki sifat dan perawakan agak gemuk pendek yang menggambarkan bahwa ia mempunyai semangat dan cita cita yang tinggi, tabah hati dan tawakkal bersifat akhlakul karimah, tawadhu, merendahkan firi, berjiwa sosial suka menolong orang lain maupun menolong fakir miskin wara serta pemurah.  

Dalam kesehariannya dengan belajar dan beribadah, memelihara waktu dan mengerjakan yang sunat sunat, menghindarkan diri dari perbuatan syubhat lebih lebih yang dilarang agama apalagi yang haram, guru guru beliau adalah para ulama dan wali di zamannya dari masa mudanya inilah beliau mempersiapkan diri menjadi seorang ulama terkemuka. 

Diantara para ulama yang menjadi gurunya adalah :1. KH. Abdus Shamad yaitu orang tua beliau sendiri belajar ilmu arabiyyah,fiqih dan hadist selama kurang lebih 6 tahun. 2 . KH.Muhammad Amin bin Qadhi H.Mahmud Pesayangan Martapura. 3 . Syeikh Abdurrahman Muda. 4. KH. Abbas bin mufti H. Abdul Jalil. 5. KH. Abdullah bin KH.Muhammad Shaleh. 6. KH . Muhammad Ali bin Abdullah al-Banjari. 7. KH.Khalid Dalam Pagar Martapura. 8.KH.Ahmad Nawawi Dalam Pagar Martapura. 9. KH.Ismail Dalam Pagar Martapura. 10. KH. Ahmad Wali Kuin Banjarmasin,dll.

Menurut suatu riwayat beliau juga sosok Khalifah dari Mufti Syeikh Abdurrahman Shiddiq al-Banjari Sapat Indra Giri Riau,
karena ketika Mufti Syeikh Abdurrahman Shiddiq hendak berangkat ke Tembilahan Riau beliau ditanya oleh seorang yang tua di kampung Dalam Pagar . 

Sosok Khalifah yang tertutup pintu kemenangan bagi dirinya demi umat Islam di zamanya, seperti hallnya Rasulullah.Saw yang selalu memperhatikan umat Islam dengan kerap menyebut umati…umatii…umati….
Berjalan diatas sunahtullah, berada dalam kesehariannya di jalan yang mustahab halal berlaku sunahtullah dalam diri hingga mengenal mana subhat, makinnya yang haram.

Beliau wafat pada hari Jumat di Karang Intan tanggal 13 Dzulqaidah 1375 H bertepatan dengan 21 Juni 1956 M jam 12.00 siang. Pada waktu beliau wafat saat itu sedang musim kemarau, tanah serta sungai kering, sehingga untuk dimakamkan di Kalampayan disamping makam orang tuanya mendapat kendala, karena untuk ke kalampayan harus melalui jalur sungai, sedangkan saat itu sungai dalam keadaan kering,    



No comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls