Saturday 17 December 2016

Wasiat Rasulullah Menjelang Ajalnya

                 Mengenal diri untuk melangkah mengenal Allah dan Rasulullah.SAW yang kita cinta kasih dan sayang semata-mata karena Allah. Untuk apa diri kita diciptakan didunia yang selanjutnya menjalani kehidupan di berbagai muka.
Manusia diciptakan Allah untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apa pun selain Allah dan untuk menjadi khalifah yang ikhlas tertutup pintu kemenangan untuk  umat muslim. Dalam keseharian selalu berupaya mengabdi kepada Allah dengan petunjuknya meningkatkan keimanan dan taqwa secara ikhlas serta selalu mengharapkan keridhoan Allah semata. Illahi Anta Maksudi Wa Ridhoka Matlubi Atini Mahabahtaka Wa Marifataka.
Sebagaimana khatib jum’at menyampaikan tentang bulan Rabiul Awal di bulan inilah Rasulullah.SAW dilahirkan ke dunia dengan membawa rahmat bagi alam. Rasa kecintaan untuk menteladani kehidupan Rasulullah masih bergelora didalam dada, semangat untuk mendalami kehidupan keseharian Rasulullah yang penuh dengan kesederhanaan juga semakin tertanam di setiap jiwa insan yang mengaku sebagai umat beliau, karena Rasulullah rahmat untuk alam.  Dalam Firman Allah SWT : “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (Surat Al-Anbiya:107).
Rasulullah.SAW juga merupakan panutan bagi seorang ayah, seorang suami, atau seorang kakek. Bahkan beliau juga sebagai panutan pengusaha, pemimpin negara sekaligus pemimpin umat. Karena Rasulullah.SAW rahmat untuk alam sejagat ini, peraturan yang dicanangkan Allah pun mengacu ide “kemaslahatan” diantara  manusia-manusia yang tidak pernah tahu juga mau tahu buat apa diciptakan Allah hidup ke dunia. Dengan diutusnya Rasulullah.SAW ke dunia dengan membawa cahaya ikhlas, Islam telah mampu merubah kehidupan umat manusia ke arah kehidupan yang penuh dengan makna, menerangi dengan ilmu pengetahuan, dan kemakmuran.
 Pada bulan Rabiul Awal ini pula Rasulullah.SAW diwafatkan Allahuta’ala sungguh kisah wafatnya begitu menyayat hati luka itu masih berbekas walau itu sudah  14 abad berlalu jika kembali untuk dikenang. Pada saat Rasulullah.SAW mendekati ajalnya, beliau mengumpulkan kami sekalian di kediaman ibu kita Siti Aisyah RA, kemudian beliau memandang kami tanpa sepatah kata sekalian sehingga berderailah air matanya dan bersabda:  “Semoga Allah mensayangi, menolong, dan memberikan petunjuk kepada kalian, Aku berwasiat agar kamu sekalian bertaqwa kepada Allah serta mentaatiNya. Dan janganlah kamu berlaku sombong kepada Allahuta’ala. Kalau sudah datang ajalku, hendaklah Ali yang memandikan, Fudhai bin Abas yang menuangkan air, dan Usamah bin Zaid yang membantu mereka berdua, kemudian kafanilah aku dengan pakaianku saja manakala kamu semua menghendaki, atau dengan kain Yaman yang putih. Ketika kamu sekalian memandikan aku, maka letakan aku diatas tempat tidurku dirumah ini, dekat dengan liang kuburku nanti”.
Mendengar ucapan itu, seketika para sahabat menjerit histeris saling menangis sambil berkata, “Wahai Rasulullah engkau adalah utusan untuk kami sekalian, menjadi kekuatan jamaah kami, dan selaku penguasa yang mengurus perkara kami, kalau engkau telah tiada, lalu kepada siapa kami mengadukan semua persoalan kami?”
Rasulullah SAW bersabda: “Telah ku tinggalkan padamu sekalian pada jalan yang benar juga di atas jalan yang terang benerang  dan telah ku tinggalkan pula untuk kamu sekalian dua penasihat yang satu pandai berbicara dan yang satu pendiam. Yang pandai bicara adalah Al-Qur’an dan yang diam saja adalah ajal (maut). Apabila ada persoalan yang sulit bagimu, maka kembalilah kamu sekalian kepada Al-Qur’an dan Sunahku dan kalau hatimu keras membatu, maka lenturkanlah dia dengan mengingat kematian”.



No comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls