Dalam
khutbah Jum’atnya Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Tapin,
Drs.H.M.Hamdani di Masjid Al Azhar Desa Hiyung Kecamatan Tapin Tengah. “Mari
kita panjatkan syukur kepada Allah.SWT yang senantiasa melimpahkan taufik dan
hidayahNya kepada kita semua hingga dapat menunaikan ibadah sholat fardhu
jum’at dan selalu meningkatkan takwa kita terhadap Allah.SWT. Tak lupa shalawat
dan salam tetap tercurah terhadap junjungan baginda Nabi Muhammad.SAW beserta
seluruh keluarga dan para sahabat serta pengikut beliau hingga akhir zaman,
“tutur Beliau diawal khutbahnya.
Saat ini
kita masih dalam suasana peringatan Isra dan Mir’aj. Peristiwa ini merupakan hallikwal
Illahiah bagi Nabi Muhammad.SAW dalam bentuk tanda-tanda kebesaran, kekuasaan,
dan kesempurnaan Allah.SWT. Pada perjalanan ini Nabi Muhammad.SAW selaku
seorang Hamba Allah kala itu yang diberikan kehormatan oleh Allah.SWT sesuai
firman Allah.SWT ayat Al Isra ayat 1.
Maha Suci
Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil
haram ke Al Masjidil aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. [QS Al-Isra’ : 1]
Disini Nabi
kita Muhammad.SAW seorang hamba Allah yang taat dan setia serta patuh kepada
Allah mendapatkan pangkat dari Allah.SWT sebagai seorang Rasul dan Nabi
terakhir. “Tidak mudah mendapatkan pangkat sebagai Rasul dan Nabi bagi insan
manusia di dunia. Karena seorang Rasul dan Nabi merupakan manusia pilihan yang
sudah ditetapkan oleh Allah.SWT untuk memangku jabatan dan amanah yang langsung
dari Allah.SWT. Dan Beliaulah Baginda Nabi Muhammad.SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir,
“katanya.
Dalam
perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad.SAW dalam satu malam merupakan peristiwa
sejarah umat Islam. Mir’aj Nabi Muhammad SAW dari satu masjid ke masjid
lainnya. Pada malam itu Nabi Mir’aj dengan waktu singkat dari Masjidil Haram di
Mekah menuju Masjidil Aqsa di Palestina yang dilanjutkan bertemu dengan
Allah.SWT untuk menerima wahyu dari Allah.SWT berupa kewajiban ibadah sholat
lima waktu dalam sehari semalam. Bagi umat Islam wajib mempercayai dan yakinkan
perjalanan itu. “Disinilah kadar keimanan kita diuji oleh Allah.SWT untuk dapat
meyakini peristiwa Isra Mir’aj Nabi Muhammad.SAW, “katanya.
Raja Istigfar Di Bulan Rajab dari
Nabi Muhammad.SAW.
Alhamdulillah kembali menangis lagi
seraya zikir dan shalawat terhadap Nabi Muhammad.SAW di bulan Rajab ini. Satu
diantara bulan yang dimuliakan Allah.SWT didalamnya dimana pada bulan ini
terjadi peristiwa penting atas baginda Nabi Muhammad.SAW. Yaa Allah tetapkan
terus diri kami dalam curahan asuhan kasih dan sayangmu. Semoga kami dapatkan ‘Saat’
dalam sholat Jum’at ini. Yaa Allah engkaulah maksud kami dan maghfirah serta ridhoMu
tujuan kami. Illahi Anta Maksudi Wa Ridhoka Matlubi Atini Mahabahtaka Wa
Marifataka.
Rasulullah
SAW, bersabda kepada Sayidina Ali bin Abi Thalib: “Wahai Ali, tulislah Raja
Istigfar ini. Karena siapa yang membacanya, atau menyimpan tulisannya di dalam
rumah atau pada harta bendanya, atau tulisan itu dibawa ke mana saja ia pergi,
maka Allah memberi kepadanya pahala 80.000 nabi, 80.000 shiddiqin, 80.000
malaikat, 80.000 orang mati syahid, 80.000 orang yang beribadah haji, dan
pahala membangun 80.000 masjid”.
Dan
barangsiapa yang membacanya sebanyak 4 kali, atau 2 kali sepanjang hidupnya,
maka diampuni dosanya oleh Allah Ta’ala, walaupun ia ditetapkan akan masuk
neraka. (Al Hadist). Oleh karena itu, sebaiknya istigfar ini dibaca/rutin
setiap malam atau siang, agar memperoleh pahala sebesar itu.
Rasulullah
SAW. Juga bersabda : “Barang – siapa yang membaca Istigfar Rajab ini, maka aka
dibangunkan 80 negeri di surga, setiap negeri mempunyai 80 mahligai, setiap
mahligai mempunyai 80 rumah, setiap rumah mempunyai 80 kamar, setiap kamar ada
80 bantal, dan setiap bantal 80 bidadari.
Inilah bacaan Istigfarnya :
Bismillahirahmanirahim
Astaghfirullaahal’adhiim 3x Alladzi
laailaaha illaa huwal chayyul qayyumu wa atuubu ilaihi min(g) jami’il ma’aashiy
wadz dzunuubi wa atuubu ilaihi min(g) jamii’i maa karihallaahu qaulaw wafi’law
was’am’aw wabashraw wachaashiraa. Allaahumma innii astaghfiruka limaa qaddamtu
wamaa akhkhartu wamaa asraftu wamaa asrartu wamaa a’lan(g)tu wamaa an(g)ta
a’lamu bihii minnii an(g)tal muqaddimu wa an(g)tal mu’akhkhiru wa an(g)ta ‘alaa
kulli syai’in(g) qadiir(un). Allaahumma innii astaghfiruka min(g) kulli
dzambin(g) tubtu ilaika minhu tsumma ‘uttu fiihi wa astaghfiruka bimaa arattu
bihii wajhakal kariima fakhaalattuhu bimaa laisa laka bihii ridlaw wa
astaghfiruka bimaa wa’adtuka bihii nafsii tsumma akhlaftuka wa astaghfiruka
bimaa da’aa li ilaihill hawaa min(g) qablir-rukhashi mimmasytabaha ‘alayya wa
huwa ‘in(g)daka machdhuuruw wa astaghfiruka minanni’amillatii an’amta bihaa
‘alayya fasharaftuhaa wa taqawwaitu bihaa ‘alalma’aashii wa astaghfiruka manadz
dzunuubilllatii laa yaghfiruhaa ghairuka walaa yaththali’u ‘alaihaa ahadun(h)
siwaaka wa laa yasa’uhaa illaa rahmatuka wachilmuka walaa yun(g)jii minhaa
illaa ‘afwuka wa astaghfiruka min(g) kulli yamiinin chalaftu bihaa fachantstu
fiihaa wa anaa in(g)daka ma`khuudum bihaa wa astaghfiruka yaa laailaaha illaa
an(g)ta subchaanaka innii kun(g)tu
minadh dhaalimiin(a). Wa astaghfiruka yaa laailaaha illaa an(g)ta
‘aalimul-gaibi wasy syahaadati min(g) kulli sayyi`atin ‘amiltuhaa fii bayaadlin
nahaari wasawaadil laili fiimalaaiw wakhalaa’iw wa sirriw wa ‘alaaniyatiw wa
an(g)ta ilayya naadhirun idzartakabtuhaa taraa maa ataytuhu minal ‘ishyaani
bihi ‘amdan aw khatha`an aw nisyaanay yaa chaliimu yaa kariimu wa astaghfiruk
yaa laa~ilaaha illaa an(g)ta subchaanaka innii kun(g)tu minadh dhoolimiin. Rabbighfirlii warchamni watub ‘alayya wa
an(g)ta khoirur raachimiina wa astaghfiruka min(g) kulli fariidlotiw wajabat
‘alayya fii aanaa`il laili wa athraafin nahaari fataraktuhaa ‘amadan
aukhotho`an awnis-yaanan awtahaa wunaw wa anaa mas`uulum bihaa wa min(g) kulli
sunnatim min(g)sunani sayyidil mursaliina wa khootamin nabiyyiina
muchammadin(g) shollolloohu ‘alayhi wa sallama fataraktuhaa ghaflatan aw sahwan
aw jahlan awtahaawunan(g) qallat awkatsurat wa anaa ‘aa`idum bihaa wa
astaghfiruka yaa laailaaha illa an(g)ta wachdaka laa syariika laka subchaanaka
rabbil’aalamiin(a). lakal mulku wa lakalchamdu wa lakasy syukru wa an(g)ta
chasbunaa wani’mal wakiilu ni’mal mawlaa wa ni’man nashiiru wa laa
chawlawalaaquwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adhiimi wa shollolloohu ‘alaa
sayyidinaa muchammadiw wa aalihii wa shochbihii wa sallama tasliiman(g)
katsiiraw walchamdulillaahirabbil’aalamiin(a).
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang
Aku mohon
ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan kecuali Dia, Yang Hidup
tegak. Aku bertaubat kepada-Nya dari segala perbuatan maksiat dan dosa. Aku
bertaubat kepada-Nya dari segala ucapan, perilaku, pendengaran dan perasaan
yang Engkau benci.
Ya Allah,
sesungguhnya aku mohon ampun kepada-Mu dari segala dosa yang telah lalu dan
yang kemudian, yang melewati batas, yang aku sembunyikan dan yang
terang-terangan serta dosa yang Engkau lebih mengetahuinya dari pada saya.
Engkau yang Qadim dan yang Akhir, dan Engkau atas segala sesuatu berkuasa.
Ya Allah,
sesungguhnya aku mohon ampun kepada-Mu dari setiap dosa, aku bertaubat
kepada-Mu dari dosa yang kemudian diulanginya. Aku mohon ampun kepada-Mu atas
amal yang tujuannya untuk-Mu telah dicampuri hal-hal yang tidak Engkau ridhai.
Aku mohon ampun kepada-Mu atas khianatku terhadap janji-Mu padaku, dan aku
mohon ampun kepada-Mu atas pelanggaran terhadap sesuatu yang terlarang, aku
mohon ampun kepada-Mu dari segala nikmat pemberian-Mu kepadaku yang aku
menyalahgunakannya pada perbuatan durhaka, dan aku mohon ampun kepada-Mu atas
segala dosa yang tiada pengampunannya kecuali Engkau, dan tidak menampakkannya kepada seseorang pun selain kepada-Mu, dan
tidak melapangkannya kecuali rahmat dan santunan-Mu dan tidak dapat selamat
darinya kecuali atas ampunan-Mu, aku mohon ampun kepada-Mu dari setiap sumpah
yang aku langgar, dan aku mohon ampun kepada-Mu wahai Dzat yang tiada Tuhan
kecuali Engkau. Maha Suci Engkau, bahwasanya aku menganiaya diri. Aku mohon
ampun kepada-Mu wahai Dzat yang tiada Tuhan kecuali Engkau yang mengetahui
barang yang ghaib dan nyata, dari setiap kejahatan yang aku lakukan di siang
hari ataupun di malam hari, tersembunyi atau terang-terangan, Engkau senantiasa
melihat aku, setiap aku melakukan maksiat pasti Engkau melihatnya baik perilaku
yang aku sengaja, salah ataupun lupa wahai Dzat yang Penyantun lagi Pemurah.
Dan aku mohon ampun kepada-Mu yang tiada Tuhan kecuali Engkau, Maha Suci Engkau
bahwasanya aku menganiaya diri. Ya Allah Tuhanku ampunilah aku dan kasihanilah
serta terimalah taubatku, Engkau sebaik-baiknya mengasihi. Aku mohon ampun
kepada-Mu atas pelanggaranku meninggalkan ibadah fardhu yang diwajibkan
kepadaku dalam sehari semalam, baik yang aku sengaja atau yang tidak, yang lupa
atau yang aku abaikan, dan aku diturut karenanya dan dari setiap perjalanan
(sunah) Nabi Muhammad.SAW, yang aku tinggalkan karena lupa dan khilaf, dungu
atau menggampangkannya, sedikit atau banyak dan aku mengulanginya. Aku mohon
ampun kepada-Mu wahai Dzat yang tiada Tuhan kecuali Engkau. Yang Esa, tiada
sekutu bagi-Mu. Maha Suci Engkau Penguasa alam semesta, kepunyaan-Mulah kerajaan,
dan bagi-Mulah segala puji dan syukur. Engkau yang mencukupi aku, Engkau adalah
sebaik-baik Pelindung dan Penolong, tiada kekuatan dan kemampuan melakukan
ibadah kepada-Mu, serta menjauhi larangan-Mu kecuali dengan pertolongan dari-Mu
Yang Luhur dan Agung.
Semoga
Allah memberikan Shalawat dan salam sebanyak-banyaknya kepada Nabi
Muhammad.SAW, keluarga dan sahabat-sahabat beliau. Segala puji bagi Allah Tuhan
semesta alam.