Thursday 6 October 2011

Abu Nawas

Alkisah Abunawas bersama puteranya yang masih kecil
sedang menuju ke pasar sambil menggiring seekor
keledai kecil.

Tak berapa lama Abunawas bertemu dengan temannya,
sebut saja orang pertama. Si orang pertama ini
menegur Abunawas, "Hai Abunawas, tega sekali kamu sama
anak sekecil ini, masa ada keledai kamu biarkan
puteramu jalan kaki". "Benar juga ya" pikir Abunawas,
maka ia pun mendudukkan puteranya ke atas keledai
kecil itu dan melanjutkan perjalananannya.

Tak berapa lama Abunawas bertemu dengan temannya yang
lain, si orang kedua. Si orang kedua ini menegur
Abunawas, " Hai Abunawas, bagaimana kamu mendidik
sopan santun terhadap puteramu, masa kamu biarkan ia
duduk di atas keledai sementara kamu mengikuti dari
belakang, sungguh tidak tahu adat". Abunawas berpikir
lagi, dan ada benarnya juga pendapat temannya itu.
Maka ia pun menurunkan puteranya dari atas keledai dan
ganti si Abunawas yang menaiki keledai sementara
puteranya disuruh menuntun keledai itu. Dan ia pun
terus jalan lagi.

Tak berapa lama Abunawas bertemu dengan teman yg lain
lagi, si orang ketiga. Si orang ketiga ini menegur
Abunawas "Hai Abunawas, egois sekali kamu, masa
puteramu disuruh jalan sementara kamu enak-enakan naik
keledai". Otak Abunawas kembali berpikir dan pendapat
tersebut benar juga. Lalu ia bersama puteranya berdua
naik keledai. Dan perjalanan berlanjut lagi.

Tak berapa lama Abunawas bertemu dengan temannya lagi
si orang keempat. Dan orang keempat ini pun menegur
Abunawas "Sungguh engkau sangat kejam terhadap
binatang hai Abunawas, masa keledai sekecil ini
dinaiki berdua". Kembali otak Abunawas berpikir dan
kesimpulannya teman tersebut benar juga. Akhirnya ia
berjalan sambil menggendong puteranya dan keledai
kecil itu.

Baru berapa langkah Abunawas ketemu dengan teman yang
lain, orang kelima. Dan orang kelima ini spontan
bilang "Hai Abunawas kamu sudah gila !". Dan Abunawas
berpikir keras lagi, "Benar juga ya " ....hahahaha

Itulah benar salah menurut otak, sangat relatif.
Kebenaran bagi otak orang pertama bisa berbeda bagi
orang kedua atau ketiga, keempat dan kelima.
Hanya kebenaran sejati-lah yang akan sama bagi semua
orang/makhluk, dan hanya Hati Nurani-lah yang tahu
kebenaran sejati.

Semoga bermanfaat.

Dwi Agus

No comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls