Thursday 11 March 2021

Tafakur di Bulan Rajab, Wah Asyik

Tafakur di Bulan Rajab, Wah Asyik


Tiga syarat menjadi Mursyid (Guru) atau disebut pembimbing. Tiga itu adalah, alim dari sudut aqli maupun naqli, bijaksana, dan mengenal politik raja-raja.


Esensi Mursyid adalah guru pembimbing setiap santri dengan disiplin ilmunya, dan selalu memberikan solusi positif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Terintegrasi apa yang disampaikan baik secara lisan maupun sifatnya.


Yuk kita bahas tiga syarat tadi, mulai dari Alim dari sudut aqli maupun naqli, arif bijaksana, dan mengenal politik raja-raja. Tiga syarat ini hasil akhir istijhad yang memiliki  implikasi besar dan luas.


Alim dari sudut aqli maupun naqli, dirinya mengetahui secara aqli yang sifatnya logika. Dan secara naqli menjadi hikmah dan kebijaksanaan hingga menyebabkan dirinya arif bijaksana. Seorang yang Arif pasti Alim, sebaliknya seorang alim belum tentu dirinya Arif. Karena itulah, seorang Arif bijaksana bandingannya 1.000 orang alim. Contohnya almarhum guru kita tercinta kasih sayang karena Allah, Al-Arif Billah KH.Muhammad Zaini Bin Abdul Ghani atau yang akrab disebut Guru Sekumpul.


Satu ucapan yang keluar dari sosok seorang Arifin Billah sungguh luar biasa lekat di struktur hypocampus memory kepala dan berguna. Seakan Rasulullah, karena memang dirinya pewaris Rasulullah yang dikenal seorang Ulama.


Mengenal politik raja-raja dari zaman dulu yang jadi catatan sejarah hingga sekarang di zaman teknologi informasi modern, diantaranya dirinya mengenal tatanan struktur himpunan kelompok maupun pribadi seseorang sesuai tempatnya. Sehingga dapat menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.


Politik Raja-Raja,


Misalnya, di struktur tata negara republik Indonesia ini. Persoalan hutang sebagai pemicu persoalan yang dari sejak Presiden RI pertama Soekarno hingga Jokowi saat ini. Disitu ada ekonomi statistik dengan metode perhitungan dengan rumus-rumus algoritma untuk keluar dari hutang piutang. Karena itulah, jangan heran jika pemimpin behutang rakyat pun ikut behutang karena buah tak jauh dari pohonnya. Karena disitulah tempatnya para penghitung di struktur tata negara.


Lalu bagaimana di struktur tata pemerintahan. Nah, disinilah kelompok orang-orang  intelektual. Dengan instuisinya dapat merangkai sesuatu sekaligus menghimpunnya menjadi sebuah karyanya. Dengan kemampuan intelektual nya berhitung secara aritmatika membuat program  berbasis artificial intelegensia seperti buat boot prgram tersembunyi hidden dalam komunikasi di medsos, hingga membuat games yang mampu pengaruhi anak-anak lebih memilih bermain games ketimbang belajar. 



Nasrullah






No comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls