RANTAU,~ Menghadiri Majelis Il’m di Mushollah
Darulsalam Desa Perintis Raya Hulu yang rutin mengumandangkan qasidah shalawat
Burdah selama seminggu sekali setiap Rabu Malam Ba’da Maghrib. Jadi teringat dengan Almarhum
Abah Guru Sekumpul KH.Abdul Ghani di Martapura, beliau menceritakan keutamaan dan fadhilah dari shalawat burdah
ini.
Shalawat Burdah ini buah karya
karangan sastrawan yang juga seorang Ulama Besar dan juga Sufi di Maroko dan di
maqamkan di Mesir. Beliau adalah Imam Bushiri (610-695 H/ 1213-1296 M). Berkat
mengarang dan membaca shalawat burdah ini beliau dianugerahi Allah yang secara
spontan kesembuhan dari penyakit lumpuh yang dideritanya. Bahkan menurut
riwayat Rasulullah.SAW menjumpai beliau dalam mimpinya. Suatu ketika Al-Bushiri mendapatkan ujian
dari Allahu Ta’ala berupa derita
penyakit lumpuh sehingga tak dapat bangun dari tempat tidurnya. Kala itu dibuat
syair-syair yang berisi pujian kepada Rasulullah.SAW dengan maksud memohon
syafa’atnya. Didalam tidurnya, beliau bermimpi berjumpa dengan Nabi
Muhammad.SAW, kala itu Nabi mengusap wajah Al-Bushiri, kemudian beliau
melepaskan jubahnya dan mengenakannya ke anggota tubuhnya. Sontak saat dirinya
terbangun dari mimpinya dirinya sembuh dari penyakit lumpuhnya.
Shalawat Burdah ini tersebar ke
seluruh penjuru bumi dari timur ke barat.
Burdah yang diartikan mantel dan mengandung fadhilah kesembuhan (shifa)
bagi orang yang membacanya di rumah mapun di majelis-majelis dzikir maupun ilm
dalam suatu wilayah keagamaan. Bagaimana tidak, bahkan banyak diantara Ulama
dan Habib yang membaca burdah mendapatkan fadhilah dapat bertemu Rasulullah.SAW
dalam mimpinya untuk tetap istiqomah membaca burdah di Majelis itu. Dalam mimpi
tersebut, Rasulullah berkata membaca Burdah sekali lebih afdol daripada membaca
Dalail Khoiroot 70 kali.
Bahkan diriwayatkan ketika Hadramaut
tertimpa paceklik hingga banyak binatang buas berkeliaran di jalan bahkan bala
dimana-mana, lalu seorang habib memerintahkan para jamaah untuk membaca
burdah. Alhamdulillah, berkat burdah rumah-rumah dan lingkungan mereka aman
dari gangguan binatang buas dan juga bala bencana.
Mengetahui keutamaan shalawat dan qasidah burdah yang
sangat banyak ini sehingga shalawat ini kerap dibaca beliau dalam satu majelis
il’m bersama para jamaah yang cinta kasih dan sayang guru sekumpul karena
Allahu ta’ala terdiri dari kalangan habaib, ulama, umara, santri, hingga
murid-muridnya dari kalangan masyarakat, dan lain sebagainya di Musholah
Ar-Raudah pada setiap Malam Jum’at ketika beliau masih hidup. Menurut beliau, keutamaan qasidah shalawat
burdah yang banyak ini dapat menyembuhkan penyakit bagi yang
membacanya dan juga berdampak baik bagi lingkungan sekitar menjadi aman
terhindar dari bala bencana. Untuk itu kita selalu tanamkan kepada murid-murid
beliau terdiri dari alim ulama di Kalsel untuk mengamalkannya seminggu sekali bersama jamaah , kendati
sekedar kue lokal dan teh manis sebagai
hidangan penutup syukur lebih menjadi nasi bungkus namun semua itu pasti jadi berkat shalawat terhadap Rasulullah.SAW yang
kita cinta kasih dan sayang karena Allahu ta’ala, hidangan menjadi rezeki yang
luar biasa nikmat terasa.
Diawal
membaca shalawat burdah didahului dengan surah Al-Fatihah sebagai pembuka dan
juga shalawat terhadap rasulullah sebagai wasilah sekaligus betawasul dengan
para datu seperti datu kelampayan hingga datu sanggul dan lainnya.
No comments:
Post a Comment