Oleh
Nasrullah
Replikasi
kehidupan bagi seluruh makhluk hidup di dunia ini akan terus berjalan seiring
dengan berputarnya roda waktu di dunia dan akhirat nanti. Karena kehidupan di
dunia ini hanya sementara dan semuanya akan kembali kepada Allah Yang Maha
Pencipta.
Allah.SWT
dalam singasanaNya menciptakan alam semesta beserta para makhluknya pasti
memiliki tujuan visi kehidupan dari generasi ke generasi. Menurut riwayat
tujuan itu antara lain adalah untuk MenyembahNya dan Taat pada PerintahNya dan
Menjauhi laranganNya. “Tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad Utusan
Allah”. Itulah bentuk kesaksian kita selaku Hamba Allah yang hidup di dunia dan
menjaga kesetiaan kita terhadap keyakinan kita kepada Agama Islam, dari aspek religius Agama Islam adalah agama
Rahmatil Allamin.
Dalam kehidupan ini Allah.SWT
sang maha pencipta telah menciptakan beraneka dan beragam bentuk kehidupan
mulai dari alam semesta terdiri dari beberapa alam mulai dari alam rahim, alam
dunia, alam barzah (kubur), hingga alam akhirat nanti. Dan Allah pula yang
menciptakan alam Syurga dan Neraka. Di
kehidupan ini setiap makhluk yang tercipta baik itu yang bersifat individu
maupun kelompok memilki tufoksiNya masing-masing dengan kebebasan memilih
dimana dirinya berada nanti.Makhluk di seluruh alam semesta terdiri dari Bumi dengan kandungan didalamnya
terdiri dari tanah, pasir, abu, bebatuan, air, api, udara, cahaya, matahari,
bulan, langit dan sejumlah tata surya lainnya.Selain itu juga Allah menciptakan
makhluk hidup terdiri dari Manusia,
Malaikat, Jin, Hewan Binatang, dan Tumbuh-Tumbuhan.
Manusia dalam suatu riwayat berasal dari
tanah, leluhurnya meriwayatkan seluruh manusia di muka bumi yang hidup dari
generasi ke generasi berasal dari kandungan Ibunda Siti Hawa dengan pasangan
hidup Bapak Nabi Adam.AS. Pasangan inilah merupakan pasangan tertua di dunia
dan leluhur umat manusia.
Setiap manusia yang terlahir ke dunia semua
berasal dari kandungan seorang Ibu yang
mengandungnya selama 9 bulan 10 hari. Berasal
dari setetes air mani dari waktu ke waktu dalam kandungan proses kehidupan
merubahnya menjadi segumpal darah hingga
daging.
Semua makhluknya itu sudah ditetapkan Allah
dari mulai sifat hingga dzatnya dalam menjalani aktifitas kehidupannya baik di dunia
hingga akhirat nanti. Karena Allah Maha Arif Bijaksana dan Maha Alim Mengetahui
yang terang maupun yang tersembunyi (Yaa Alimul’ghaibi Wa Syahadah).
Untuk apa manusia diciptakan Allah disamping
untuk mentauhidkan Allah sang maha esa atau dikatakan juga melaksanakan Hak
Allah atas manusia, juga sebagai khalifah di muka bumi dengan proses perjalanan
hidup di dunia yang penuh cobaan dan ujian dari sang maha pencipta. Allah pula
yang menciptakan para malaikatNya yang bertugas menjaga kerajaanNya yang maha
besar. Termasuk juga syetan iblis dan tentaranya, Allah pula yang menciptakan
mereka yang selalu mengganggu kehidupan umat manusia.
Karena
itulah setiap amal perbuatan manusia selama hidup di dunia bakal tercatat dan
mereka akan melakukan perhitungan hisab yang besar di akhirat kelak. Karena
hidup di dunia hanya sementara dan mereka cepat atau lambat bakal kembali kepada Allah. Ketaqwaan dan Keimanan
merupakan modal dasar manusia dalam menjalani titian hidup kala didunia dan
akhirat nanti.
Melaksanakan
Hak Allah pada diri setiap manusia wajib hukumnya diantaranya dengan
mengucapkan dua kalimat Syahadat bahwa Tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi
Muhammad Utusan Allah. Sebagaimana
hadist Nabi Muhammad.SAW dalam riwayat Buchary Muslim.
“Maka
sesungguhnya hak Allah terhadap para hamba-Nya adalah agar menyembah-Nya dan
tidak menyekutukan-Nya akan sesuatu. Sedangkan hak para hamba dari Allah ialah
Dia tidak akan menyiksanya terhadap mereka yang tidak menyekutukannya akan
sesuatu”. (HR.Buchary-Muslim).
Hak Allah
atas diri setiap manusia adalah mentauhidkan Allah dan dalam pelaksanaannya itu
bagi seseorang terkecuali dirinya telah
mendapatkan Petunjuk Hidayah dan Inayah Allahu ta’ala yang didapat baik
bersifat laduni yang langsung dari Allah atau melalui bimbingan seorang mursyid
atau guru yang telah mengajarinya dalam meniti setiap Maqamat maupun Hallikhwal
yang dianugerahi Allah disaat dirinya bertaqarub mendekat kepada Allah Tuhan
Seru Sekalian Alam.
Pada dasarnya diri kita selaku manusia memiliki
sifat tiada daya dan upaya dalam
melaksanakan ibadah untuk menyembahNya dan tentunya selalu mengharapkan pertolonganNya. Berkat
pertolongan Allahu ta’ala sesuatu yang sifatnya pelik rumit dapat menjadi mudah
karena ada Allah beserta kita.
Pengalaman kami masuk pertama kali di Pondok
Pesantren Suryalaya diasuh langsung oleh KH.Shohibul Wafa Tajul Arifin atau
yang akrab dikenal Abah Anom. Beliau guru kami yang kami cinta, kasih dan
sayang semata-mata karena Allah telah mentalqin
kami dengan dua kalimat syahadat dan melatih kami untuk terus berdzikir
sebanyak-banyaknya pada Allah dengan niat ikhlas semata-mata karena Allah
sebagaimana maksud tujuan dzikir
disampaikan beliau “Illahi Anta Maksudi
Wa Ridhokka Matlubi Attini Mahabahtaka Wa Marifataka”.
Firman Allah
: Ingatlah kepada Tuhan dalam hatimu dengan rasa rendah dan takut dan bacaan
yang tidak keras waktu pagi dan sore, dan jangan tergolong pada orang-orang
yang lalai. (Al-Araf 205)
Letak niat sebagai rukun pertama dalam semua
aktifitas ibadah kepada Allah.SWT, niat ikhlas dalam perbuatan amal.
Sebagaimana firman Allah dalam ayat suci al-qur’an Al Bayyinah ayat 5.
Tiadalah mereka diperintah, kecuali supaya
menyembah kepada Allah dengan ikhlas dalam menjalankan agama, lurus, dan
mendirikan sholat, mengeluarkan zakat. Itulah agama yang lurus.
Pasal niat ini ulama kaum muslimin meletakan
niat itu sebagai rukun pertama dalam aktifitas semua ibadah yang dilaksanakan.
Membedakan antara ibadat dengan adat, hanya niat. Misalnya, sesuatu perbuatan
adat, namun diniatkan mengikuti tuntunan Allah dan Rasulullah.SAW maka dapat
berubah perbuatan adat tadi menjadi ibadah yang bernilai hingga memiliki pahala
disisi Allah.
Para ulama juga merinci niat pada lima macam
terdiri Hakikat, Tempat, Hukum, dan Syarat.
·
Hakikat Niat
: Ialah sengaja (dengan sengaja mengerjakan sesuatu berbarengan dengan
perbuatan).
·
Tempat Niat : Dalam Hati.
·
Waktu niat : Di awal permulaan melakukan perbuatan.
·
Syarat Niat : Untuk tujuan amal kebaikan.
Lalu bagaimana agar niat itu
ikhlas ? Pasal keikhlasan ini merupakan ketulusan dalam beribadah kepada Allah.
Dirinya dalam beribadah tak meminta imbalan yang sudah dijanjikan Allah,
melainkan hanya Ridho Allah semata yang dicari. Sebagaimana niat kami Illahi
Anta Maksudi Wa Ridhoka Matlubi Attini Mahabahtaka Wa Marifataka. Allah maksud
kami, KeridhoanNya tujuan kami, dan CintaNya serta Marifatullah.
Setiap kebaikan yang dilakukan
itu merupakan pertolongan Allah dan hadiah dari Allah dengan niat ikhlas
kembali kepada Allah tentunya menjadi nilai pahala dan ridhoNya. Sementara
khilaf yang terjadi adalah perbuatan diri kita yang lalai terhadap Allah Tuhan
Yang Maha Sempurna sehingga tertulis menjadi sebuah dosa. Menjadikan diri
tempat persinggahan Allah semata dalam menjalani kehidupan diatas sunahtullah
di dunia ini bermodal taqwa menjaga diri dengan berharap selalu beserta Allah,
bergantung hanya kepada Allah, meminta hanya pada Allah, dan yang seluruhnya
disandarkan hanya kepada Allah Tiada tuhan Selain Allah.
Pasal
Taqwa (Menjaga Diri)
Firman Allah:
“Hai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah pada Allah dengan sungguh arti taqwa”
(Al-Imron 26)
Firman Allah:
“Bertaqwalah
kepada Allah sekuat tenagamu (Attaghabun 26)
Firman Allah:
“Hai
orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan berkatalah dengan
kata-kata yang lurus, tepat. (Al-Azhab)
Firman Allah:
“Dan
siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah memberi kepadanya jalan keluar
dari segala kesulitan, dan diberinya rizqi dari arah yang tidak diduga.
(Aththalaq 2-3)
Firman Allah:
“
Jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah memberi kepadamu pengertian
untuk membedakan antara yang baik dengan yang buruk, dan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan mengampunkan dosa-dosamu dan Allah maha besar
karunia-Nya. (Al-Anfaal 29)
Selain itu Abah Anom.RA juga membimbing kami melaksanakan aktifitas syariat
seperti ibadah sholat sebagaimana Rasulullah.SAW lakukan karena Rasulullah.SAW adalah Nabi
yang kami cinta kasih dan sayang karena Allah hingga merupakan suri teladan kami selaku umat Islam dari dulu hingga akhir nanti. Seiring
itu pula, pewaris Nabi Muhammad.SAW atau Abah Anom membimbing kami meniti
titian awal Maqamat Inabah dan Tobat sebagai titian cara bertaqarub atau
mendekat kepada Allah untuk meraih derajat taqwa dan keimanan disisiNya.
Abu Hurairah R.A berkata: Bersabda
Rasulullah.S.A.W: Allah telah berfirman: Aku Selalu mengikuti sangka hambaKu,
dan Aku selalu menyertai dia, dimana ia
ingat kepadaKu. Demi Allah, sungguh Allah lebih senang menerima tobat hambaNya
dari seseorang yang mendapat kembali barangnya yang telah hilang di hutan. Dan
siapa yang mendekat kepadaKu sejengkal. Aku mendekat kepadanya sehasta, dan
siapa mendekat kepadaKu sehasta, Aku
mendekat kepadanya sedepa. Dan bila ia datang kepadaKu dengan berjalan, Aku
datang kepadanya dengan berjalan cepat. (Buchary, Muslim)
Meningkatkan
Keimanan dan Ketaqwaan kepada Allah.SWT merupakan amanah Rasulullah.SAW yang
selalu disampaikan kepada umatnya setiap kali waktu itu terutama pada hari
Jum’at dalam khutbah yang disampaikan para pewaris ilmu beliau di saat Sholat
Jum’at.
Sebagaimana
disampaikan dalam khutbah jum’at di salah satu Masjid di kota ini pada jum’at
kemarin bahwa keimanan dan ketaqwaan terhadap Allahu ta’ala merupakan modal
dasar setiap orang dalam menjalani titian kehidupan di dunia dan akhirat kelak.
Untuk itu marilah kita jaga terus dan tingkatkan keimanan kita kepada Allahu
ta’ala seraya berharap pertolongan Allah terhadap kita yang tiada daya dan
upaya dalam menjaga dan berupaya meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah.
Ada satu riwayat yang dikisahkan
khatib, seseorang di akhir hayat menjelang sakaratul mautnya, itu akan
didatangi dari atas kepala hingga ke kaki dan sekujur tubuhnya. Ia datang
bermaksud menguji keimanan yang ada pada diri seseorang dengan mempengaruhi
untuk melepaskan keimanannya kepada Allahu ta’ala dan rasulullah yang sudah melekat baik pada dirinya. Mulai dari keimanan kita terhadap Allahu
ta’ala, terhadap rasulullah.saw, terhadap kitab-kitab Allah hingga keimanan
terhadap para malaikat-malaikat Allah. Karena jika mati seseorang dengan
membawa iman kendati itu sedikit tentu
surga balasannya, begitu sebaliknya jika matinya seseorang tanpa membawa iman
maka neraka akhirnya. “Yaa Allah semoga engkau bimbing kami dalam menjalani
akhir kehidupan kami dan menjaga diri kami untuk tetap selalu beserta Allah dan
Rasulullah dan mati dalam keadaan beriman dan khusnul khatimah”.
Kehidupan didunia ini bersifat
sementara karena setiap seseorang pasti akan mengalami mati meninggalkan dunia
ini untuk menjalani kehidupan berikutnya di alam akhirat nanti yang merupakan
kehidupan abadi. Karena itulah
Rasulullah selalu menyampaikan pesan beliau terhadap umatnya untuk terus
meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Allahu ta’ala.
Abu
Hurairah r.a, berkata : Rasulullah.s.a.w bersabda: Jika mati seseorang, maka
putuslah amal perbuatannya, kecuali tiga macam yaitu Sedekah yang terus menerus
berjalan, ilmu yang telah diajarkan dan berguna lagi bermanfaat, anak yang
sholeh yang selalu terus mendoakan baginya. (Muslim)
Untuk itu patut
kita bersyukur kepada Allahu ta’ala yang masih memelihara kita dan membimbing
kita dalam beribadah taat terhadapNya disisa hidup ini. Semoga Allah selalu
memberikan kita petunjuk dan hidayahnya dalam menjalani kehidupan di dunia ini
dan memberikan solusi kepada kita akan setiap permasalahan yang kita hadapi.
Pasal Tobat (Istighfar)
Di Suryalaya, Saat saya berada disana apa
yang saya tanyakan dan apa yang disampaikan beliau masih lekat teringat dalam kenangan,
Apa sih maqamat itu ? kuburan kah, Tanya hati kecilku. Bukan. Ternyata itu
adalah struktur titian tingkatan derajat ketaqwaan dan keimanan seseorang disisi
Allahu ta’ala sang Maha Pencipta. Ibarat antar stasiun ke stasiun lainnya
adalah maqamat dan diri seseorang yang bertaqarub kepadaNya adalah ibarat
kendaraan yang memiliki visi tujuan.
Maqamat itu ada tertanam dalam hati seseorang
dimulai saat ketika kembali kepada Allah atau disebut Inabah seiring mulai
menyadari kesalahan kekhilafan diri sebagai manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan betapa besarnya dosa kita terhadap sang maha pencipta sehingga selama
ini lalai mengingatNya. Allah…Allah…Allah…. dzikirku seraya mengetuk jari , Tobat
Yaa Allah, teriakku dalam Qalbi hati kecilku di bagian dada sebelah kiri bawah.
Terus istighfar hingga Allah.SWT membentangkan MaghfirahNya Amin Yaa Rabbal Al
Amin.
Menyerah pada Hukum Allah (Rabbaniyatul
Huk’m) dengan sudut pandang religius dan prinsip Ilmu Ketuhanan (Rabbaniyatul
Ilm). Aku Bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad Utusan Allah.
Abu Musa Al-Asj’ary R.A : Bersabda Nabi
Muhammad.SAW: Sesungguhnya Allah membentangkan tangan rahmatNya pada waktu
malam supaya bertobat orang yang telah melanggar pada siag hari, juga
mengulurkan tangan kemurahanNya pada waktu siang, supaya bertobat orang yang
berdosa pada waktu malam. Keadaan itu tetap terus hingga matahari terbit dari
barat. (Muslim)
Firman Allah:
Mintalah
ampun kepada Tuhanmu dengan membaca
istighfar, dan kembali bertobatlah kepadaNya. (Hud 3)
Hai sekalian
orang yang beriman, tobatlah kamu kepada Allah dengan sungguh-sungguh.
(Attahrim 8)
Istighfar (Memohon Ampunan Allah ta’ala atas
tiap-tiap dosa). Istighfar bagi manusia merupakan instrumentasi atau alat yang
terbaik untuk bertaqarub atau mendekat kepada Allah, karena disitu terdapat
pengertian pengakuan sebagai hamba yang lemah tiada daya dan upaya, disamping
pengakuan terhadap kebesaran Allah dan kekuasanNya yang mutlak tidak terbatas.
Tobat atau Istighfar ini wajib dari tiap
dosa. Jika dosa yang dilakukan hanya antara dirinya dengan Allah dan tiada
berhubungan dengan hak manusia, ada tiga syarat tobat :
1.
Harus
menghentikan dosa.
2.
Harus
menyesal atas perbuatan yang telah terlanjur dilakukannya.
3.
Niat
bersungguh-sungguh tidak mengulangi perbuatan itu lagi.
Dan apabila dosa itu ada hubungan dengan hak
manusia maka tobatnya ditambah syarat keempat yaitu:
4.
Menyelesaikan
urusannya dengan orang yang berhak dengan minta maaf atau halalnya atau
mengembalikan apa yang harus dikembalikan.
No comments:
Post a Comment