Saturday 14 March 2015

Alhamdulillah Lagi Kami Menangis Takut Pada Allah.SWT

      Alhamdulillah (Segala Puji Bagi Allah.SWT Tuhan Seru Sekalian Alam), Berkat koleksi Pustaka Library peninggalan orang tua yang kami cinta kasih dan sayang karena Allah. Yaa Allah semoga engkau ampuni dan tinggikan derajat orang tua kami atas perjuangannya selama hidup di dunia bak khalifah yang mengalah untuk menang terkemas dalam sebuah harapan dan asa jelajahi sistem waktu nyata Ilumanasi “Allahu Awal Allahu Akhir”. Seluruhnya terangkum dalam kata bahasa yang terstruktur dalam formasi.

      Alhamdulillah Kami Zikir, Bershalawat seraya membaca Ayat Suci Al-Qur’an dan berpegang teguh pada Hadist Qudsi yang Shahih Buchary Muslim. Menangis pilu hati mengenang masa lalu dengan sudut pandang ilumanasi (Sistem waktu dahulu, sekarang, dan nanti) disebuah rumah Allah yang megah ini. Astagafirullah (Ampunilah kami Ya Allah atas kelalaian kami dan kejahilan kami, sesungguhnya EngkauLah Maha Arif dan Alim serta Maha Pengampun). Al-Khauf (Takut) kepada Allah.SWT warnai penuhi rasa hati pilu akan azabnya yang pedih. Ihhh, ngeri sekali ? Seraya berharap kepada Allah.SWT akan betangan curahan Cinta, Kasih, dan Sayang (Rahmat) kepada diri kami. Dan mohon perlindungannya akan azabnya yang pedih yang membuat takut hati diri.

Terbangun tekad kembali Inabah kepada Allah.SWT dengan maksud hati hanya Allah.SWT dan Motivasi Maghfirah (Ampunan) dan Ridho Allah teraih diri disisa umur hidup kami yang sudah memasuki usia tua dan berkeluarga. “Ujian apa lagi disisa umur kami dengan keluarga yang kami bina penuh cinta kasih dan sayang karena Illahi Rabbi (Allah.SWT)”.

Melintasi jenjang Hallikhwal berkat menyandarkan kunci cinta karena Allahu Rabbi. Kami Cinta, Kasih dan Sayang Allah dengan niat karena Allah, Cinta Rasulullah Nabi Muhammad.SAW karena Allah. Para Sahabat, Arif-Alim Ulama, Keluarga Beliau, Para Guru karena Allah, dan semuanya karena Allah. Terkecuali yang dibenci Illahi seperti Setan dan Iblis yang tentu dibenci dengan niat karena Allah Rabbi.

“Alhamdulillah Kami menangis lagi sambil ingat kepada Illahi Rabbi Allah.SWT dan tentu Rahmat Kasih Sayangnya Telah Kudapati”. Namun belum tentu teraih karena syak-nya diri penuh instropeksi, Apakah pantas kami dapati ?

      Abu Hurairah R.A berkata : Bersabda Rasulullah Nabi Muhammad.SAW : Tidak akan masuk ke dalam neraka seorang yang pernah menangis karena takut kepada Allah, hingga dapat kembali air susu ke dalam tetek. Dan tidak akan dapat berkumpul debu dalam jihad fisabillah dengan asap neraka Jahannam. Hadist Bucahry Muslim.

      Mengingat seseorang calon legislatif yang kami pilih. Dan tak dapat berkumpul dengan kami bak debu dalam perjuangan jihadnya di jalannya yang mereka pilih. Tafakur sendiri dan menangis lagi seraya zikir shalawat terhadap Nabi Muhammad.SAW. Imam Kami yakni Al-Qur’an dari suratnya berjudul “Demi Massa”. Dan telah isyaratkan kami karena memang itu belum tentu kami dapati. Kendati demikian patut kami syukuri Rahmat Allah.SWT didapati.

      Setelah menangis bangun tekad diri lagi disisa umur kami untuk perbaiki diri dan Istiqomah ikuti ajaran Allahu Rabbi dan Nabi Muhammad.SAW. Serius hingga nafas ini terhenti dengan harapan Khusnul Khatimah teraih. Yaa Allah Alhamdulillah atas Maqamat dan Hallikhwal yang Engkau Anugerahkan kepada Kami yang berdosa lagi jahil ini.

      Tanda Kasih Allah Kepada Seorang Hamba dan Anjuran Kepada Supaya Meniru Dan Berusaha Untuk Mencapai Kasih Allah Ta’ala.
Imam Kita Umat Islam di Al-Qur’an-Firman Allah.SWT :
      Jika kamu cinta kepada Allah, maka ikutilah ajaranKu niscaya kamu dikasihi Allah, dan diampunkan dosa-dosamu.Dan Allah maha pengampun lagi penyayang. (Al Imran 31).


      Deskripsi Nasrullah dalam Metodologi Kualitatif via Data Kualitatif pada sebuah koleksi foto Guru Arif Alim Ulama dan para Kiayi yang diantaranya pun para Wali serta Habib zuriat Nabi Muhammad.SAW. Dengan harapan dapat melihat lagi malam penuh rahmat illahi dengan curahan asuhan kasih sayang illahi terpancar melalui cahaya Nabi Muhammad.SAW dan tersusun kembali aktifitas para santri seperti di Inabah Ponpes dulu lagi hingga Ghaust tak terlihat sesuai maqamnya “Al-Arif Alimul Ghaibi Wa Syahadahti”. Sistematis Garandali ditemani hujan badali dan mengasah hati guna hiasi tempat maqamat khauf takut diri pada gelegar petir gurur gesekan bumi.

No comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls