Tuesday 31 January 2023

TIJ Lawan Habib Rizieq dan Bahar. Mana Toleransi nya

Teuku Iqbal Johard (TIJ) warga Aceh yang mengklaim mewakili Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tak mempercayai Habib Rizieq Shihab dan Habib Bahar Smith dan Ulama pendukungnya melalui media sosial hingga YouTube mereka. TIJ tak percaya kehabiban mereka, dan pewaris seperti mereka dalam mengelola kewilayahannya.


Dari kubu Habib Rizieq Shihab (HRS) masih berstatus tahanan kota, dan membawa kasus Km.50 nya ke Badan Hukum Internasional PBB. Bahkan, baru baru ini Habib Rizieq Shihab berkordinasi dengan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) dan aparat hukum arogan dengan prinsip arogansi Aku Akan Tahu, Sebelum Orang Lain Mengetahui, Sukses Jangan Dipuji, Gagal Jangan Dicari. Hasilnya

membongkar Data Intelijen Pentagon yang merencanakan daerah di Indonesia  bakal dipecah-pecah menjadi berapa bagian seperti Timor Leste. Demikian upaya TIJ mempengaruhi kubu Habib Rizieq Shihab dengan tudingan meragukan kahabiban mereka. Diduga tujuannya untuk memerdekakan Aceh yang terkenal banyak ladang Gele-Ganja dari Indonesia. Biasa karena Sumatera banyak kasus konvensional nya, ihh penjahatnya cerdas cerdas ya Pak sampai 50 hingga 100 batang peluru dilepaskan dalam sehari.


Sepertinya dampak kriminal di lingkungan dunia maya atau cybercrime membuat jenderal di intutisi kepolisian terjebak frustasi dalam mengelola sumber dayanya. Mereka putus asanya Billgates pencetus Windows yang sekarang lagi asyik buat program universal di bawah tanah bersama Google. Sehingga tak mampu keluarkan kemampuan hukumnya. Nah tau Luh, apa universal dengan kompi modernnya. Era mainboard mulai dari prosesor, ram, hardisk dan CMOS masih bingung. Sekarang ke Era Chip yang sudah masuk tatanan hypocampus syaraf kepala, lebih dahsyat merusaknya seperti narkoba. Ihh tega benar sih Luh, Ulama dan Habib kami tercinta, kasih, sayang karena Allah di penjara. Kantor Intitusi kepolisian dan Kejagung di bakar.


Analisa Kasus Pidana di Struktur Tata Negara yang banyak meninggalkan jejak statistik hutang piutang. Rela tugas siang malam demi selesaikan perkara dan sinkronkan pasal demi pasal KUHP. Mengabdi demi negeri kendati kemampuan mengeluarkan teknik hukumnya terbatas instruksi pimpinan. Terjebak kewenangan formil pada dasar angka-angka peraturan undang-undang. Tak melihat aspek sosial yang marak seperti ujaran kebencian melanda bidang sosial di medsos saat ini, maling banyak sejak zaman RJ 45 LAN dengan aktivitas cardingnya sampai nyolong tempe.


Kemampuan polri juga dituntut untuk mempelajari sekaligus memeriksa untuk memahami dengan cara pandang opini dari segi hukum, kulture budaya feodalisme pasca Covid-19 bidang farmasi, kini mengarah ke feodalisme seperti di Paguyuban Jawa bentrok Malang Vs Surabaya. Dayak Kalimantan Vs Cina Pendatang yang dulunya Versus Madura.


Ngamuk sama mata sipit, yang rata rata mengklaim ambil ilmu hukum bidang ekonominya bukan dari bangku kuliah tapi dari gen darah nenek moyang yang jago ilmu hukum ekonominya sampai dapat disiplinkan aparat hukum dengan feses tinja, artinya bisa mengatur aparat kendati warga sipil biasa.


Gue korban Inteljen dengan lingkungan arogansinya, TK diracuni aroma setan nikmatnya bukan kepalang buat masuk ke alam bawah sadar. Nyantri diculik, hehehehe stt…stt…rahasia negara.

Sekarang sudah nyerah sama Rabbaniyatul Hukum dengan Prinsip Rabbaniyatul IlmNya. Mau Tobat Nasuha mumpung bulan Rajab besok Syaban dan Ramadhan, prinsip diri Allah maksudku, Maghfirah dan Ridho Allah tujuan hidupku.


Apa? tega bener sih Luh maqam Tobat gue diacak acak lagi. Nangis lagi, kemarin ditelpon lagi ngaku teman gue ujungnya minta isi pulsa sama gue 200 ribu dikali 2 jadi 400 ribu.  Aksi replikasi preaking komunikasi. Kenapa nggak terapkan komunikasi ganda aja ala si kembar Upin dan Ipin atau Badal.










No comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls