Oleh Nasrullah.
Seorang kawan memberi
tahu ada seorang guru di Kalimantan Selatan dan berpesan, Pesan dari Guru
KH.Hilman Juhri Banjarmasin buat umat muslim di daerah ini maupun
lainnya. Enam perkara yang disampaikannya yakni:
1. Mengucapkan salam terhadap sesama muslim, hendaknya setiap muslim bertemu sesama rekan muslim mendahului dengan mengucapkan salam ‘Assalamualaikum’, dan yang mendengarnya membalas salamnya seraya mengucapkan Walaikumusalam Warahmatullahi Wabarakatuh.
2. Mengucapkan syukur ‘Alhamdullilah’ ketika bersin dan bagi yang mendengarnya membalasnya dengan ucapan doa ‘Ya Harmakallah’.
3. Apabila ada orang yang sakit hendaknya mengunjunginya, karena Allah dekat dengan orang yang sedang mengalami sakit dan suka dengan orang-orang yang mengunjungi saudara, rekan, teman, tetangga yang sedang di-landa cobaan berupa sakit.
4. Apabila ada seorang muslim yang meninggal dunia hendaknya dikunjungi.
5. Cintailah umat Islam muslim seperti mencintai diri sendiri.
6. Memperbanyak zikir, ingat kepada Allah baik waktu duduk, berdiri, berebah.
1. Mengucapkan salam terhadap sesama muslim, hendaknya setiap muslim bertemu sesama rekan muslim mendahului dengan mengucapkan salam ‘Assalamualaikum’, dan yang mendengarnya membalas salamnya seraya mengucapkan Walaikumusalam Warahmatullahi Wabarakatuh.
2. Mengucapkan syukur ‘Alhamdullilah’ ketika bersin dan bagi yang mendengarnya membalasnya dengan ucapan doa ‘Ya Harmakallah’.
3. Apabila ada orang yang sakit hendaknya mengunjunginya, karena Allah dekat dengan orang yang sedang mengalami sakit dan suka dengan orang-orang yang mengunjungi saudara, rekan, teman, tetangga yang sedang di-landa cobaan berupa sakit.
4. Apabila ada seorang muslim yang meninggal dunia hendaknya dikunjungi.
5. Cintailah umat Islam muslim seperti mencintai diri sendiri.
6. Memperbanyak zikir, ingat kepada Allah baik waktu duduk, berdiri, berebah.
Keutamaan Salam
Keutamaan salam
diantaranya dapat menunaikan hak-hak sesama Muslim. Selain itu juga dapat menimbulkan kasih
sayang antara sesama baik si pemberi salam dengan ucapan “Assalammu’Alaikum,
maupun yang membalas salamnya dengan “Walaikumu Salam”.
Keutamaan
lainnya bagi si penyebar salam diantaranya dengan salam-nya itu nanti akan
menjadi alat untuk meraih surga, dan juga dapat menanggalkan sifat ujub dan
sombong.
Sebagaimana Rasulullah SAW. Bersabda
"kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan kalian belum
beriman sehingga kalian berkasih sayang kepada sesama. Sukakah kalian aku
tunjukkan suatu amal yg jika kalian lakukan akan menimbulkan kasih sayang
diantara kalian? yaitu sebarkanlah salam diantara kalian”. (HR.Buchari
Muslim).
Bersin Seraya Memuji Allah
“Alhamdulillah”.
“Ababila salah seorang dari kalian bersin, hendaknya dia mengucapkan, “alhamdulillah” sedangkan
saudaranya atau temannya hendaklah mengucapkan, “yarhamukallah (Semoga Allah merahmatimu). Jika
saudaranya berkata ‘yarhamukallah’
maka hendaknya dia berkata, “yahdikumullah
wa yushlih baalakum (Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki hatimu).”
…. (HR. Bukhari no. 6224 dan Muslim no. 5033).
Ketika seseorang sedang bersin, Malaikat si pembawa
kebaikan sedang masuk dalam tubuhnya. Jika seseorang sedang bersin seraya
memuji Allah dengan pujian syukur kepada Allah.SWT berupa (Alhamdullilah) maka
seluruh malaikat mendoakannya agar Allah selalu memberinya rahmat kasih
sayangnya.
Al-Bara’ bin Azid meriwayatkan,
‘Nabi menyuruh kita 7 hal dan melarang kita 7 hal. Beliau menyuruh kita untuk mengantarkan jenazah, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, menolong orang yang teraniaya, melaksanakan sumpah, menjawab salam dan mendoakan orang yang bersin. Dan beliau melarang kita memakai wadah yang terbuat dari perak, cincin emas, kain sutra, sutra halus, kain bersulam sutra dan sutra tebal’ (HR Bukhari).
‘Nabi menyuruh kita 7 hal dan melarang kita 7 hal. Beliau menyuruh kita untuk mengantarkan jenazah, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, menolong orang yang teraniaya, melaksanakan sumpah, menjawab salam dan mendoakan orang yang bersin. Dan beliau melarang kita memakai wadah yang terbuat dari perak, cincin emas, kain sutra, sutra halus, kain bersulam sutra dan sutra tebal’ (HR Bukhari).
Jenguk Orang Sakit dan Kunjungi Orang Meninggal
"Berilah makan oleh kalian orang yang lapar, jenguklah orang
sakit, dan bebaskan tawanan (muslim)." (HR. Al-Bukhari Dari
Abu Musa al-Asy'ari Radhiyallahu 'Anhu)
Dituturkan
oleh al-Bara' bin Azib Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata:
"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallammemerintahkan
kepada kami dengan tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara: Beliau
memerintahkan kami agar menjenguk orang sakit. . ." (Muttafaq 'alaih)
Bahkan
perhatian Islam terhadap akhlak mulia ini sampai menjadikannya sebagai bagian
dari hak persaudaraan se-Islam. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
"Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima: Menjawab salam,
menjenguk yang sakit, mengantar jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan yang
bersin.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Cinta, Kasih dan Sayang Karena Allah
Ya Allah
bentangilah cinta kasih dan sayangmu kepada kami, Kepada Orang tua kami, kepada
Anak istri kami, kepada Keluarga Kami, Kepada Saudara-saudari kami, dan kepada
para pemimpin-pemimpin kami, dan kepada orang-orang yang menyandarkan cinta
kasih dan sayang karena Allah. Ya Allah lindungilah kami selalu dari azab dan kemurkaanmu.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Ada tujuh golongan yang Allah akan naungi pada hari dimana tidak ada naungan selain naungan-Nya: (1)Imam yang adil, (2)pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, (3)seorang laki-laki yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, (4)dua orang yang saling mencintai karena Allah yang mereka berkumpul karena-Nya dan juga berpisah karena-Nya, (5)seorang laki-laki yang dirayu oleh wanita bangsawan lagi cantik untuk berbuat mesum lalu dia menolak seraya berkata, “Aku takut kepada Allah,” (6)seorang yang bersedekah dengan diam-diam sehingga tangan kanannya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kirinya, (7) dan seseorang yang berzikir/mengingat Allah dalam keadaan sendirian hingga dia menangis.” (HR. Al-Bukhari no. 600 dan Muslim no. 1031)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman pada hari kiamat kelak, “Mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini Aku naungi mereka dalam naungan-Ku, di mana tidak ada naungan pada hari ini selain naungan-Ku.” (HR. Muslim no. 1031)
Dari Mu’adz bin Jabal radhiallahu anhu dia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Allah Azza wa Jalla berfirman, “Wajiblah cinta-Ku bagi orang-orang yang saling mencintai karena Aku, orang-orang yang saling bermajelis karena Aku, orang-orang yang saling mengunjungi karena Aku, dan orang-orang yang saling berkorban karena Aku.” (HR. Malik: 2/818 dan Ahmad no. 21021)
Penjelasan ringkas:
Cinta karena Allah adalah kita mencintai seseorang karena dia mencintai Allah, karenanya semakin bertambah ketaatan dia kepada Allah maka bertambah pula kecintaan kita kepadanya. Kecintaan seperti ini termasuk dari amalan yang paling utama, dan dia merupakan konsokuensi dari kecintaan kepada Allah. Karena di antara bentuk kesempurnaan cinta kepada Allah adalah mencintai siapa saja yang Allah cintai dan mencintai siapa saja yang mencintai Allah. Sementara kaum muslimin secara umum merupakan kaum yang mencintai Allah dan Allah juga mencintai mereka, karenanya seorang muslim wajib mencintai kaum muslimin yang lain sebagai keharusan dari cinta dia kepada Allah. Dari Anas radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dan juga Nabi shallallahu alaihi wasallam mengabarkan dalam hadits An-Nu’man bin Bisyir dia berkata:
“Permisalan kaum mukminin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang merintih kesakitan, maka seluruh tubuhnya akan ikut merasakannya dengan cara terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (demam).” (HR. Muslim)
Kecintaan karena Allah ini adalah kecintaan yang murni karena Allah, kecintaan yang tidak didasari oleh maksud-maksud duniawiah. Karenanya Allah Ta’ala membalas orang-orang yang saling mencintai karena Allah dengan memberikan kepada mereka naungan dari teriknya matahari di padang mahsyar kelak di hari kiamat.
Dan manusia yang paling pertama masuk ke dalam keutamaan ini (tentunya setelah para nabi) adalah para sahabat Al-Anshar. Karena Allah Ta’ala telah mengabarkan tentang keadaan mereka dalam firmanya yang artinya, “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9)
Setelah hal ini kita pahami, maka di sini ada point penting yang harus diperhatikan. Yaitu bahwa mengutamakan saudara dalam kebaikan tidaklah menafikan atau bertolak belakang dengan perintah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Karena Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Maka berlomba-lombalah kalian dalam berbuat kebaikan.” (QS. Al-Baqarah: 148) Karenanya pada setiap kebaikan yang kita lebih berhak dan lebih pantas mengerjakannya daripada saudara kita, maka di sini tentu saja kita tidak akan membiarkan siapapun untuk mendahului kita dalam mengerjakan kebaikan tersebut, dan mendahulukan saudara daripada diri sendiri dalam kasus ini tidak berlaku.
Kemudian, tidak termasuk dalam kecintaan kepada Allah dan tidak juga termasuk dalam kecintaan kepada Allah, jenis kecintaan yang dibangun di atas hawa nafsu dan maksiat alias pacaran. Karena sungguh pacaran ini merupakan kecintaan yang dibangun di atas hawa nafsu kemaksiatan kepada Allah mengingat banyaknya pelanggaran syariat yang terjadi di dalamnya. Dan jika Allah menjanjikan pahala dan keutamaan yang luar biasa bagi siapa yang saling mencintai karena Allah, maka sebaliknya Allah Ta’ala juga telah menyiapkan hukuman bagi mereka yang saling mencintai bukan karena Allah, wallahul Musta’an
“Ada tujuh golongan yang Allah akan naungi pada hari dimana tidak ada naungan selain naungan-Nya: (1)Imam yang adil, (2)pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, (3)seorang laki-laki yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, (4)dua orang yang saling mencintai karena Allah yang mereka berkumpul karena-Nya dan juga berpisah karena-Nya, (5)seorang laki-laki yang dirayu oleh wanita bangsawan lagi cantik untuk berbuat mesum lalu dia menolak seraya berkata, “Aku takut kepada Allah,” (6)seorang yang bersedekah dengan diam-diam sehingga tangan kanannya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kirinya, (7) dan seseorang yang berzikir/mengingat Allah dalam keadaan sendirian hingga dia menangis.” (HR. Al-Bukhari no. 600 dan Muslim no. 1031)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman pada hari kiamat kelak, “Mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini Aku naungi mereka dalam naungan-Ku, di mana tidak ada naungan pada hari ini selain naungan-Ku.” (HR. Muslim no. 1031)
Dari Mu’adz bin Jabal radhiallahu anhu dia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Allah Azza wa Jalla berfirman, “Wajiblah cinta-Ku bagi orang-orang yang saling mencintai karena Aku, orang-orang yang saling bermajelis karena Aku, orang-orang yang saling mengunjungi karena Aku, dan orang-orang yang saling berkorban karena Aku.” (HR. Malik: 2/818 dan Ahmad no. 21021)
Penjelasan ringkas:
Cinta karena Allah adalah kita mencintai seseorang karena dia mencintai Allah, karenanya semakin bertambah ketaatan dia kepada Allah maka bertambah pula kecintaan kita kepadanya. Kecintaan seperti ini termasuk dari amalan yang paling utama, dan dia merupakan konsokuensi dari kecintaan kepada Allah. Karena di antara bentuk kesempurnaan cinta kepada Allah adalah mencintai siapa saja yang Allah cintai dan mencintai siapa saja yang mencintai Allah. Sementara kaum muslimin secara umum merupakan kaum yang mencintai Allah dan Allah juga mencintai mereka, karenanya seorang muslim wajib mencintai kaum muslimin yang lain sebagai keharusan dari cinta dia kepada Allah. Dari Anas radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dan juga Nabi shallallahu alaihi wasallam mengabarkan dalam hadits An-Nu’man bin Bisyir dia berkata:
“Permisalan kaum mukminin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang merintih kesakitan, maka seluruh tubuhnya akan ikut merasakannya dengan cara terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (demam).” (HR. Muslim)
Kecintaan karena Allah ini adalah kecintaan yang murni karena Allah, kecintaan yang tidak didasari oleh maksud-maksud duniawiah. Karenanya Allah Ta’ala membalas orang-orang yang saling mencintai karena Allah dengan memberikan kepada mereka naungan dari teriknya matahari di padang mahsyar kelak di hari kiamat.
Dan manusia yang paling pertama masuk ke dalam keutamaan ini (tentunya setelah para nabi) adalah para sahabat Al-Anshar. Karena Allah Ta’ala telah mengabarkan tentang keadaan mereka dalam firmanya yang artinya, “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9)
Setelah hal ini kita pahami, maka di sini ada point penting yang harus diperhatikan. Yaitu bahwa mengutamakan saudara dalam kebaikan tidaklah menafikan atau bertolak belakang dengan perintah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Karena Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Maka berlomba-lombalah kalian dalam berbuat kebaikan.” (QS. Al-Baqarah: 148) Karenanya pada setiap kebaikan yang kita lebih berhak dan lebih pantas mengerjakannya daripada saudara kita, maka di sini tentu saja kita tidak akan membiarkan siapapun untuk mendahului kita dalam mengerjakan kebaikan tersebut, dan mendahulukan saudara daripada diri sendiri dalam kasus ini tidak berlaku.
Kemudian, tidak termasuk dalam kecintaan kepada Allah dan tidak juga termasuk dalam kecintaan kepada Allah, jenis kecintaan yang dibangun di atas hawa nafsu dan maksiat alias pacaran. Karena sungguh pacaran ini merupakan kecintaan yang dibangun di atas hawa nafsu kemaksiatan kepada Allah mengingat banyaknya pelanggaran syariat yang terjadi di dalamnya. Dan jika Allah menjanjikan pahala dan keutamaan yang luar biasa bagi siapa yang saling mencintai karena Allah, maka sebaliknya Allah Ta’ala juga telah menyiapkan hukuman bagi mereka yang saling mencintai bukan karena Allah, wallahul Musta’an
73 Manfaat Zikir (Ingat Allah)
Ada 73 manfaat zikir (ingat Allah)
dimana pun, kapan pun baik lahir maupun batin. Sebagai umat Muslim sudah
semestinya kita mengingat Allah dalam setiap hal baik itu perbutan kita maupun
langkah kita di dalam meniti dan menjalani hidup di dunia yang fana ini.
Ibnu al-Qoyyim Rahimahullah
mengatakan bahwa dzikir memiliki tujuh puluh tiga manfaat yakni:
1. Mengusir setan dan menjadikan
setan dan balatentaranya kecewa.
2. Membuat Allah Ridho.
3. Menghilangkan rasa sedih, dan
gelisah dari hati manusia.
4. Membahagiakan dan melapangkan
hati.
5. Menguatkan hati dan badan.
6. Menyinari wajah dan hati.
7. Membuka lahan rezeki.
8. Menghiasi orang yang berdzikir
dengan pakaian kewibawaan, disenangi dan dicintai manusia.
9. Melahirkan kecintaan.
10. Mengangkat manusia ke maqam
ihsan.
11. Melahirkan inabah, ingin kembali
kepada Allah.
12. Orang yang berdzikir dekat
dengan Allah.
13. Pembuka semua pintu ilmu.
14. Membantu seseorang merasakan
kebesaran Allah.
15. Menjadikan seorang hamba disebut
disisi Allah.
16. Menghidupkan hati.
17. Menjadi makanan hati dan ruh.
18. Membersihkan hati dari kotoran.
19. Membersihkan dosa.
20. Membuat jiwa dekat dengan Allah.
21. Menolong hamba saat kesepian.
22. Suara orang yang berdzikir
dikenal di langit tertinggi.
23. Penyelamat dari azab Allah.
24. Menghadirkan ketenangan.
25. Menjaga lidah dari perkataan
yang dilarang.
26. Majlis dzikir adalah majlis
malaikat.
27. Mendapatkan berkah Allah dimana
saja.
28. Tidak akan merugi dan menyesal
di hari kiamat.
29. Berada dibawah naungan Allah
dihari kiamat.
30. Mendapat pemberian yang paling
berharga.
31. Dzikir adalah ibadah yang paling
afdhal.
32. Dzikir adalah bunga dan pohon
surga.
33. Mendapat kebaikan dan anugerah
yang tak terhingga.
34. Tidak akan lalai terhadap diri
dan Allah pun tidak melalaikannya.
35. Dalam dzikir tersimpan
kenikmatan surga dunia.
36. Mendahului seorang hamba dalam
segala situasi dan kondisi.
37. Dzikir adalah cahaya di dunia
dan ahirat.
38. Dzikir sebagai pintu menuju
Allah.
39. Dzikir merupakan sumber kekuatan
qalbu dan kemuliaan jiwa.
40. Dzikir merupakan penyatu hati
orang beriman dan pemecah hati musuh Allah.
41. Mendekatkan kepada ahirat dan
menjauhkan dari dunia.
42. Menjadikan hati selalu terjaga.
43. Dzikir adalah pohon ma’rifat dan
pola hidup orang shalih.
44. Pahala berdzikir sama dengan
berinfak dan berjihad dijalan Allah.
45. Dzikir adalah pangkal kesyukuran.
46. Mendekatkan jiwa seorang hamba
kepada Allah.
47. Melembutkan hati.
48. Menjadi obat hati.
49. Dzikir sebagai modal dasar untuk
mencintai Allah.
50. Mendatangkan nikmat dan menolak
bala.
51. Allah dan Malaikatnya
mengucapkan shalawat kepada pedzikir.
52. Majlis dzikir adalah taman
surga.
53. Allah membanggakan para pedzikir
kepada para malaikat.
54. Orang yang berdzikir masuk surga
dalam keadaan tersenyum.
55. Dzikir adalah tujuan prioritas
dari kewajiban beribadah.
56. Semua kebaikan ada dalam dzikir.
57. Melanggengkan dzikir dapat
mengganti ibadah tathawwu’.
58. Dzikir menolong untuk berbuat
amal ketaatan.
59. Menghilangkan rasa berat dan
mempermudah yang susah.
60. Menghilangkan rasa takut dan
menimbulkan ketenangan jiwa.
61. Memberikan kekuatan jasad.
62. Menolak kefakiran.
63. Pedzikir merupakan orang yang
pertama bertemu dengan Allah.
64. Pedzikir tidak akan dibangkitkan
bersama para pendusta.
65. Dengan dzikir rumah-rumah surga
dibangun, dan kebun-kebun surga ditanami tumbuhan dzikir.
66. Penghalang antara hamba dan
jahannam.
67. Malaikat memintakan ampun bagi
orang yang berdzikir.
68. Pegunungan dan hamparan bumi
bergembira dengan adanya orang yang berdzikir.
69. Membersihkan sifat munafik.
70. Memberikan kenikmatan tak
tertandingi.
71. Wajah pedzikir paling cerah
didunia dan bersinar di ahirat.
72. Dzikir menambah saksi bagi
seorang hamba di ahirat.
73. Memalingkan seseorang dari
membincangkan kebathilan.
Sungguh luar biasa bukan
manfaat-manfaat dari zikir. Jadi jangan pernah lupa selalu berdzikir kepada
Allah baik lahir maupun batin. Karena hanya Allahlah tempat kembali kita, Allah
tempat mengadu, Allah tempat bersandar terbaik bagi kita umat Manusia, Allah
tempat bergantung kita selaku manusia yang tak ada daya dan upaya, Allah tujuan
hidup kita.