Saturday 27 April 2013

Selamat Jalan Ayah





Innalillahi Wa Innalillahi Ra’jiun, Orang Tua Kami, atau Ayah Kami di Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan yang meninggal dunia pada Kamis (25/4) siang  kemarin. Beliau meninggalkan anak, cucu, dan warga Tapin khususnya. 

Anang Kaderi Bin Abdul Hamid menghembuskan nafas terakhirnya di massa senjanya pada usia 75 tahun. Beliau meninggal dengan damai dan nyaman, di hadapan anak, keponakan, dan menantunya. Selamat jalan Ayah, seraya kami berdoa, "Ya Allah bentangilah selalu curahan cinta kasih sayangmu terhadap beliau, tempatkanlah beliau di tempat yang tertinggi bersama Rasulullah Nabi Muhammad.SAW.”

Malam Jum’at adalah malam yang paling utama, harinya adalah hari yang paling utama dari semua hari. Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya malam Jum’at dan harinya adalah 24 jam milik Allah Azza wa Jalla. Setiap jamnya ada enam ratus ribu orang yang diselamatkan dari api neraka.” Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang mati di antara matahari tergelincir hari Kamis hingga matahari tergelincir hari Jum’at, Allah melindunginya dari siksa kubur yang menakutkan.” Imam ja’far Ash-Shadiq (sa) juga berkata: “Malam Jum’at dan hari Jum’at mempunyai hak, maka janganlah sia-siakan kemuliaannya, jangan mengurangi ibadah, dekatkan diri kepada Allah dengan amal-amal shaleh, tinggalkan semua yang haram. Karena di dalamnya Allah swt melipatgandakan kebaikan, menghapus kejelekan, dan mengangkat derajat. Hari Jum’at sama dengan malamnya. Jika kamu mampu, hidupkan malam dan siangnya dengan doa dan shalat. Karena di dalamnya Allah mengutus para Malaikat ke langit dunia untuk melipatgandakan kebaikan dan menghapus keburukan, sesungguhnya Allah Maha Luas ampunan-Nya dan Maha Mulia.”
Jika seseorang mati pada hari Jum’at atau malamnya, Ia mati syahid dan membangkitkan dari kuburnya dalam keadaan aman. Diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dalam Sunan-Nya, dari hadits Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘Anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,

“Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at melainkan Allah melindunginya dari siksa kubur.” (HR. Al-Tirmidzi, no. 1043)

Muhammad Fawwaz Naufal

Monday 15 April 2013

Keajaiban Doa


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memerintahkan agar berdoa kepada-Nya, dan berjanji mengabulkannya. Allah berfirman, artinya, “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (Qs. al-Mukmin: 60).

Shalawat dan salam kepada Rasul-Nya yang telah bersabda,
إِنَّ الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللَّهِ بِالدُّعَاءِ
Sesungguhnya doa berguna untuk sesuatu yang telah dan akan terjadi, karena itu hendaklah kalian berdoa wahai hamba-hamba Allah.” (HR. at-Tirmidzi).

Berikut ini adalah 4 kisah tentang keajaiban sebuah doa dan beberapa pelajaran penting di dalamnya.

1. Turun Hujan
Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Pada masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam manusia tertimpa paceklik. Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sedang memberikan khutbah pada hari Jum’at, tiba-tiba ada seorang Arab badui berdiri dan berkata, “Wahai Rasulullah, harta benda telah binasa dan telah terjadi kelaparan, berdoalah kepada Allah untuk kami.” Beliau lalu mengangkat kedua telapak tangan untuk berdoa, dan saat itu kami tidak melihat sedikit pun ada awan di langit. Namun demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh beliau tidak menurunkan kedua tangannya kecuali gumpalan awan telah datang membumbung tinggi laksana pegunungan. Dan beliau belum turun dari mimbar hingga akhirnya aku melihat hujan turun membasahi jenggot beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam. Pada hari itu, esok hari dan lusa kami terus-terusan mendapatkan guyuran hujan dan hari-hari berikutnya hingga hari Jum’at berikutnya. Pada Jum’at berikut itulah orang Arab badui tersebut, atau orang yang lain berdiri seraya berkata, “Wahai Rasulullah, banyak bangunan yang roboh, harta benda tenggelam dan hanyut, maka berdoalah kepada Allah untuk kami.” Beliau lalu mengangkat kedua telapak tangannya dan berdoa,
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا
“‘Ya Allah, turunkanlah hujan di sekeliling kami dan jangan sampai menimbulkan kerusakan kepada kami.’ Belum lagi beliau memberikan isyarat dengan tangannya kepada gumpalan awan, melainkan awan tersebut hilang seketika. Saat itu kota Madinah menjadi seperti danau dan aliran-aliran air, Madinah juga tidak mendapatkan sinar matahari selama satu bulan. Dan tidak seorang pun yang datang dari segala pelosok kota kecuali akan menceritakan tentang terjadinya hujan yang lebat tersebut.”(HR. al-Bukhari).

2. Tiga Orang yang Terperangkap di Dalam Gua
Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ada tiga orang dari orang-orang sebelum kalian, ketika mereka sedang bepergian turun hujan lalu ketiganya masuk ke dalam gua, namun kemudian gua itu (pintunya) menutup mereka. Maka salah satu di antara mereka berkata kepada yang lainnya; “Demi Allah, wahai kawan, tidak akan ada yang dapat menolong kalian kecuali kejujuran (kebajikan). Lalu masing-masing dari mereka berdoa dengan sesuatu yang mereka ketahui sebagai suatu kebajikan. Salah seorang di antara mereka berkata; “Ya Allah, sungguh Engkau mengetahui bahwa aku pernah punya seorang pekerja, dengan upah satu faraq (tiga sha’) berupa beras lalu dia pergi dan meninggalkan upahnya. Kemudian dari beras itu aku jadikan benih dan aku tanam sehingga berkembang lalu dari hasilnya itu aku belikan seekor sapi. Suatu hari dia datang dan meminta upahnya yang dulu lalu aku katakan kepadanya; “Lihatlah sapi itu. Itulah upahmu yang satu faraq itu ambil dan giringlah pulang”. Orang itu berkata; “Yang menjadi hakku hanyalah satu faraq beras”. Aku katakan kepadanya; “Ambillah sapi itu karena dia hasil yang aku kembangkan dari upah berasmu.” Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata karena takut kepada-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami.” Lalu pintu gua itu terbuka sedikit. Lalu orang yang lain berkata; “Ya Allah, sungguh Engkau telah mengetahui bahwa aku memiliki dua orangtua yang sudah renta. Dan setiap malam aku membawakan untuk keduanya susu dari kambing milikku. Pada suatu malam, aku terlambat mendatangi keduanya sehingga ketika aku datang keduanya sudah tertidur sementara keluargaku dan anak-anakku menangis karena kelaparan sedangkan aku tidak akan memberi minum kepada mereka sebelum kedua orangtuaku dan aku enggan untuk membangunkan keduanya dan aku juga enggan meninggalkan keduanya dengan meminum jatah susu keduanya. Dan aku terus menunggu dalam keadaan seperti itu hingga terbit fajar. Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata karena takut kepada-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami”. Lalu pintu gua itu kembali terbuka sedikit hingga mereka dapat melihat langit. Kemudian orang yang ketiga berkata; “Ya Allah, sungguh Engkau mengetahui bahwa aku mempunyai keponakan wanita yang merupakan manusia yang paling aku cintai, dan aku pernah menginginkan dirinya untukku namun dia menolak kecuali bila aku dapat memberinya uang sebanyak seratus dinar. Maka aku bekerja dan berhasil mengumpulkan uang tersebut. Lalu aku temui dia dan aku berikan uang tersebut dan dia mempersilakan dirinya untukku namun ketika aku sudah berada di antara kedua kakinya dia berkata; “Bertakwalah kepada Allah, dan janganlah kamu renggut keperawanan kecuali dengan haq”. Lalu aku berdiri lalu pergi meninggalkan uang seratus dinar tersebut. Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata karena takut kepada-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami”.”Lalu Allah membukakan gua itu untuk mereka lalu mereka keluar.” (HR. al-Bukhari).

3. Kematian Abu Salamah
Dari Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah lalu ia membaca apa yang telah diperintahkan oleh Allah,
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا
“‘Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Ya Allah, berilah kami pahala karena musibah ini dan gantikanlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya).’ melainkan Allah akan mengganti baginya dengan yang lebih baik.” Ummu Salamah berkata, “Ketika Abu Salamah telah meninggal, saya bertanya, “Orang muslim manakah yang lebih baik daripada Abu Salamah? Dia adalah orang-orang yang pertama-tama hijrah kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian aku pun mengucapkan doa tersebut. Lalu Allah pun menggantikannya bagiku Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.” Ummu Salamah mengisahkan; Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus Hatib bin Abu Balta’ah melamarku untuk beliau sendiri. Lalu saya pun menjawab, “Bagaimana mungkin, aku telah mempunyai seorang anak wanita, dan aku sendiri adalah seorang pencemburu.” Selanjutnya beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam pun menjawab, “Adapun anaknya, maka kita doakan semoga Allah mencukupkan kebutuhannya, dan aku mendoakan pula semoga Allah menghilangkan rasa cemburunya itu.” (HR. Muslim).

4. Doa Nabi Untuk Anas bin Malik
Anas (bin Malik) berkata, “Pada suatu hari aku bersama ibuku datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Ibuku menyelimutiku dengan separuh kerudungnya dan separuh lagi untuk menyelendangi saya. Ibuku berkata, ‘Ya Rasulullah, inilah Unais (panggilan Anas ketika masih kecil), putra saya. Saya ajak ia kemari agar kelak membantu engkau. OIeh karena itu, doakanlah untuknya! Kemudian Rasulullah berdoa untuk Anas,
اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ
Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya!” Di kemudian hari Anas berkata; Demi Allah, harta saya sekarang sungguh banyak sekali, anak dan cucu saya kini telah mencapai seratus orang lebih.” (HR. Muslim).

Di antara pelajaran yang bisa diambil dari empat kisah di atas, adalah :
  1. Doa itu bermanfaat bagi pelakunya maupun orang yang didoakan, bahkan lingkungan di sekitarnya.
  2. Boleh meminta doa kepada orang shalih yang masih hidup agar diberi kemaslahatan.
  3. Disyariatkan bertawasul dengan amal shalih ketika berdoa.
  4. Salah satu sebab terkabulnya doa adalah dengan bertawasul dengan amal shalih.
  5. Disyariatkan berdoa memohon pahala atas musibah yang menimpa dan meminta ganti dengan yang lebih baik.
  6. Diperbolehkan berdoa agar dikarunia- kan harta dan anak yang banyak.
  7. Hendaknya seseorang tidak berputus asa dari rahmat Allah dengan terus berdoa kepada Allah dan tidak merasa bosan melakukannya.
Masih banyak kisah nyata lain yang menunjukkan keajaiban sebuah doa. Namun, hanya empat kisah yang bisa kami sebutkan. Semoga Allah Ta'ala memberikan taufik kepada kita agar dimudahkan dalam beribadah kepada-Nya melalui doa-doa dan tidak merasa bosan melakukannya. Amien. Wallahu a’lam. (Redaksi Al Sofwah)

[Sumber: Diambil dari berbagai sumber dan Al Sofwah]

Thursday 11 April 2013

Shalawat dan Dzikir


Allah.SWT menyatakan melalui anjurannya kepada seluruh umat manusia khususnya orang Islam untuk selalu mendawamkan shalawat terhadap Nabi Muhammad.SAW serta keluarganya. Banyak keutamaan dan fadhilah bagi orang-orang yang bersalawat kepada Nabi Muhammad. Lantunan kumandang shalawat, “Dengan menyebut Nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kasih sayangmu selalu kepada junjungan dan suri teladan kami Nabi Muhammad.SAW, beserta keluarga junjungan kami Nabi Muhammad.SAW, dan para sahabat-sahabat Nabi Muhammad.SAW. Rahmat kasih sayang yang kekal dan terus menerus, Ia kekal karena kekekalanmu, Ia tetap karena ketetapanmu, Ia langgeng karena kelanggengan-Mu. Tidak ada ujung baginya tanpa keridhoan-Mu. Tidak ada balasan bagi pembacanya dan memintakan rahmat selain surga-Mu, dan melihat wajah-Mu nan maha mulia”.

Ya Allah, bentangilah kami dengan kasih dan sayangmu selalu. Dan lindungilah kami dari azab dan kemurkaanmu. Bimbinglah kami selalu dalam bentangan curahan kasih sayangmu, Ya Arif, Ya Allimulghaibi wa syahadah.

Berdzikir kepada Allah juga merupakan salah satu sarana untuk menuju kepadanya guna meraih kebahagian dan ketenangan bagi orang yang ingat kepada Allah. Banyak fadhilah dan keutamaan bagi orang yang berdzikir kepada Allah, diantaranya berdzikir kepada Allah seraya meneteskan air mata dikala sendiri, akan mendapatkan naungan perlindungan dari Allah bagi seorang yang berdzikir dari terik panas matahari di padang mahsyar pada hari kiamat nanti. Karena Ia di-lindungi serta mendapatkan naungan Illahi karena dzikirnya kepada Allah seraya menangis.

Saturday 6 April 2013

Memandang Hallikhwal Atas Dasar Cinta Karena Allah



Oleh Nasrullah.

Memandang cinta secara Islami, karena Islam melihat cinta seperti Iman sebagai kunci pembuka setiap hallikhwal. Karena memiliki cinta tentunya juga memiliki hallikhwal beserta tanjakan-tanjakan hall lainnya seperti rindu, takut, ngeri, dan hallikhwal lain-lainnya. Orang-Orang yang mencintai, apalagi orang-orang yang menyandarkan cinta, kasih, dan sayangnya karena Allah dan berlindung dari kemurkaan Illahi tentunya bagian dari sifat orang-orang beriman. “Semoga kita termasuk orang-orang yang beriman dengan hall yang dianugerahkan Allah kepada kita”.

Karena Cinta, sebagian dari sifat orang berIman maka beranikanlah diri untuk mengungkapkan secara lisan, diyakini dalam hati, dan buktikan cinta dengan tindakan. Sampaikan cinta kepada yang dicintai itu sunah, karena Rasulullah Nabi Muhammad.SAW menganjurkannya. Namun ada aturan. Cinta Kepada orang tua, tentunya itu cinta karena Allah, dimana setiap anak berangkat meniti hallikhwal dari cinta kepada orang tuanya. Begitupun sebaliknya orang tua yang mencintai anak-anaknya karena Allah. Cinta Anak Istri karena Allah, bak cintanya Nabi Muhammad.SAW dan juga cintanya Ali.RA dan Fatimah adalah teladan yang baik, contoh dari orang yang mencintai dalam diam bak cintanya Ali.RA dan Fatimah. Mereka menjaga hingga Indah pada waktunya, saling mencintai karena Allah, dan tidak ada yang lebih paling dicintai kecuali Allah dan Rasulnya.
Jika tidak dapat memiliki orang yang kita cintai dalam diam, yakinlah bahwa Allah telah mempersiapkan yang terbaik untuk kita. Ingatlah cinta sejati hanyalah milik Allah, cinta manusia hanya akan membuat terluka, karena itu cintailah Manusia karena Allah.

Ada 7 golongan yang dilindungi oleh Allah SWT , golongan-golongan itu disebutkan di dalam hadits Rasulullah SAW yang berbunyi sebagai berikut :
“Ada 7 golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya. Pada hari itu, tidak ada naungan, kecuali nanungan Allah. Golongan tersebut adalah pemimpin yang adil; pemuda yang tumbuh di dalam beribadah kepada Allah; seseorang yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid-masjid; dua orang yang saling mengasihi karena Allah, mereka bertemu dan berpisah karena Allah; seorang laki-laki yang diundang oleh seorang perempuan yang berkedudukan dan berwajah elok (untuk melakukan kejahatan) tetapi dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah!’; seorang yang memberi sedekah, tetapi dia merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya; dan seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga menetes air matanya.” (HR Bukhori)


Friday 5 April 2013

Doa Kita Kepada Allah



     Alhamdulillah, segala puji bagi Engkau Ya Allah Tuhan seru sekalian alam. Ya Allah tempat bersandar lagi tempat meminta pertolongan dan bersandar, bimbinglah kami dalam aktivitas hidup kami dan tolonglah kami dalam menjalani hidup dalam sunahtullah ini, dengan modal yang kau beri kepada kami berupa zikirullah (ingat Allah) seraya doa ini nan disertai perenungan tafakur dan pengalaman intensif. Sebagaimana janjimu Ya Allah kepada orang-orang yang senantiasa ingat kepadamu, tentunya Allah akan memberikan ketenangan, ketentraman, kedamaian, dan kesejahteraan dalam hidup berkat Allah....Allah....Allah....Allah...Allah yang senantiasa di sebut baik dalam hati maupun zahir.

Ya Allah tolonglah kami selalu untuk mengingatmu, bimbinglah kami Ya Allah selalu. Dan berilah kami kesanggupan selalu dalam meniti setiap hallikhwal yang kau beri atas dasar cinta, kasih dan sayang karena Allah. Lindungilah kami ya Allah dari kemurkaanmu selalu.

Ya Allah Ampunilah kami, dan jadikanlah sisa umur kami untuk selalu ingat padamu. Sebagaimana setiap sholat kami, berserah diri terhadap Allah. “Sholatku, Hidupku, dan Matiku hanya untuk Allah, Ikhlash tak berharap selain dari pada Allah. Dari Allah untuk Allah, menjadi persinggahan Allah semata, dan bersaksi Nabi Muhammad.SAW utusan Allah.”

Setiap kebaikan yang ada pada diri kami semua dari Allah yang melintasi diri kami yang tiada daya dan upaya melainkan atas pertolongan Allah. Juga setiap kebaikan dari kami untuk mereka, selalu kami niatkan karena Allah dan hanya karena Allah. (red.Ikhlas). Dengan harapan Allah mengampuni kami dan Allah ridho kepada kami, sebagaimana tujuan hidup kami. “Illahi Anta Maksudi Waridhoka Matlubi” ( Ya Allah engkaulah tujuan dan maksud kami adalah keridhoanmu) Bimbinglah dan tolonglah kami ya Allah nan meletakan niat karenamu, Naungilah kami Ya Allah yang menyandarkan setiap hallikhwal berupa cinta, kasih, dan sayang yang kau tanam dalam jiwa kami karena Allah....Allah....Allah. Lindungilah kami ya Allah dari azab dan kemurkaanmu. Amin.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls